"Anggaran riset dan penelitian baru 0,1 persen Produk Domestik Bruto (PDB), jadi terendah di Asia Tenggara," kata Nizam dalam konferensi pers daring Selasa, 1 Maret 2022.
Begitu pula ketika melihat besaran belanja kebutuhan Research and Development (RnD) di Tanah Air. Dia menyebut belanja RnD negara masih lebih besar dibandingkan dengan pihak swasta.
Padahal, kata dia, seharusnya belanja untuk RnD titik beratnya ada di swasta. "Sebesar 75 persen belanja pemerintah, dari sektor swasta baru 6 persen. Kalau di Thailand, 75 persen itu belanja swasta," tutur dia.
Hal ini membuat ekosistem riset dan teknologi kurang gairah di Indonesia. Nizam menyebut hal ini akan memiliki berdampak pada ekonomi Indonesia.
"Ekonomi Indonesia ke depan tidak mungkin masuk sebagai negara berpenghasilan tinggi tanpa kita bergerak pada ekonomi yang berbasis inovasi," tutur Nizam.
Baca: KedaiReka Kurangi Ketergantungan Kampus Terhadap Anggaran Riset dari Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News