"Selada laut atau Ulva lactuca berpotensi untuk digunakan dalam industri farmasi. Hal tersebut karena selada laut mengandung polisakarida tersulfasi yang memiliki beragam aktivitas biologis seperti antivirus dan 'anticancer' (antikanker)," kata peneliti Balai Bio Industri Laut LIPI Yanuariska Putra saat dihubungi, Selasa, 13 Juli 2021.
Yanuariska menuturkan, selada laut memiliki potensi yang luas untuk dimanfaatkan dalam industri pangan bahari ataupun industri farmasi. Selada laut merupakan salah satu komoditi bahari yang yang bernilai nutrisi tinggi, namun belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia mengatakan, beberapa hasil studi menunjukkan selada laut memiliki kandungan serat yang tinggi dan dapat meningkatkan kesehatan sistem pencernaan. Sulfated polysaccharide yang terkandung didalamnya memiliki aktivitas biologi sebagai imunomodulator, antijamur, antibakteri, antivirus, antioksidan, antikoagulan, antihiperlipidemia, dan antikanker.
Baca: Interaksi Obat dalam Penanganan Pasien Covid-19, Ini Penjelasan Pakar UGM
Yanuariska menuturkan, selada laut banyak tersebar di daerah pesisir, biasanya di area pantai yang berbatu. Misalnya, di perairan Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pantai Gunung Kidul di Provinsi DI Yogyakarta.
"Namun ketersediaan di alam biasanya musiman," ujarnya.
Balai Bio Industri Laut LIPI saat ini sedang mengembangkan teknologi budidaya selada laut untuk dilakukan di darat (inland farming). Proses budidaya selada laut sendiri dilakukan melalui pemeliharaan menggunakan bak-bak kultur dengan kondisi yang terkontrol.
"Pengembangan teknologi budidaya ini perlu dilakukan agar ketersediaan bahan baku industri dapat terpenuhi secara berkelanjutan," tutur Yanuariska.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News