GeNose, inovasi UGM untuk alat deteksi covid-19 dengan menggunakan embusan napas. Foto: Dok. UGM
GeNose, inovasi UGM untuk alat deteksi covid-19 dengan menggunakan embusan napas. Foto: Dok. UGM

Menristek: GeNose UGM Diupayakan Bisa Digunakan Akhir Tahun

Ilham Pratama Putra • 20 Oktober 2020 17:01
Jakarta: GeNose, alat deteksi virus korona (covid-19) melalui hembusan napas buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), sudah masuk uji klinis tahap kedua. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, GeNose ditargetkan bisa digunakan pada akhir tahun.
 
"Kita berupaya menjelang akhir tahun, November atau Desember, GeNose sudah bisa dipakai secara luas," kata Bambang dalam konferensi virtual 'Pengembangan Vaksin, Terapi dan Inovasi Covid-19' Selasa, 20 Oktober 2020.
 
Dia berharap GeNose nantinya segera bisa didistribusikan ke berbagai tempat, termasuk rumah sakit di seluruh Indonesia. GeNose dipercaya dapat mendeteksi virus korona dengan cepat dan akurat.

Bambang menjelaskan, dalam uji validasi tahap pertama yang dilakukan rumah sakit di Yogjakarta, akurasi deteksi virus mencapai 97 persen. Hal ini lebih baik ketimbang Polymerase Chain Reaction (PCR) atau swab test.
 
"Ini luar biasa karena bisa mendeteksi covid-19 secara akurat di dalam uji validasi tahap pertama RS Yogja, akurasinya 97 persen, (lebih baik) dibandingkan PCR yang merupakan goal standart," tambahnya.
 
Baca: Menristek: GeNose UGM Lebih Akurat Ketimbang Tes Swab PCR
 
GeNose rencananya bakal dijual dengan harga Rp40 juta per unit. Pada alat tersebut ditanamkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk adaptasi lebih cepat dalam pemeriksaan.
 
"Tes ini juga lebih murah, harganya Rp40 juta per alat dan bisa digunakan sampai 100 ribu pengujian, pengujian juga cukup dengan embusan napas dan mesinnya menggunakan AI, jadi semakin banyak pengujian sampel, makin akurat," jelasnya.
 
Bambang berharap GeNose dapat mengurangi biaya pembelian alat deteksi yang lain seperti rapid test dan swab test. Sebab, satu alat ini bisa melakukan pengujuan untuk 100 ribu orang.
 
"Diharapkan bisa membantu mengurangi beban biaya, terutama PCR test dan ini (GeNose) punya tingkat akurasi yang lebih tinggi," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan