Hal itu terkait dengan produksi produk radioisotop hingga perlimbahan radioaktif. “Saat ini terdapat 6 instalasi yang sebagian besar berada di wilayah Serpong. Serpong sendiri menjadi salah satu tempat di mana periset melakukan risetnya dan melakukan produksi radio isotop yang sudah bisa dikomersilkan,” ujar Hanafi dalam ajang Temu Bisnis Bidang Kesehatan yang diadakan oleh BRIN dikutip dari laman brin.go.id, Senin, 3 Juni 2024.
Dia menjelaskan mengenai fasilitas pendukung produksi yang dimulai dari instalasi produksi bahan bakar, reaktor sebagai tempat produksi, hingga pengolahan limbah radioaktif yang masih di dalam satu kawasan guna membentuk proses yang berkesinambungan.
Hanafi menjelaskan dalam memproduksi radioisotop membutuhkan instalasi bahan bakar reaktor. Sehingga, di kawasan ini juga terdapat instalasi produksi bahan bakar.
"Kemudian ada juga instalasi pengolahan limbah radioaktif, jadi setiap hasil produksi hasil kegiatan-kegiatan yang ada di instalasi ini saling terintegrasi dan perlimbahannya juga dilakukan di instalasi kami,” papar Hanafi.
Dia menyebut meski saat ini kapasitas produksi baru berskala lab, karena pada awal peruntukkannya sebagai produksi kapasitas lab. Ia menyebut sedang dilakukan proses pengkajian untuk memperbesar menjadi pusat produksi radio isotop skala besar.
“Untuk mendukung kerja sama dengan industri, BRIN telah menyiapkan layanan integrasi kawasan ketenaganukliran. BRIN membagi menjadi kawasan Pendidikan di Yogyakarta, kawasan Riset di Tangerang Selatan, dan kawasan Implementasi Teknologi di Pasar Jumat, Jakarta,” tutur Hanafi.
Baca juga: Kepala BRIN: Kita Belum Punya Pengalaman dan Ilmu Bikin PLTN |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News