Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Deddy Mulyana mengatakan, media sosial dapat menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. Fenomena ini diperkuat dengan adanya temuan riset di Amerika Serikat pada 2009 ketika media sosial Facebook dan Twitter tengah populer.
Hasil riset tersebut memprediksikan bahwa dua media sosial tersebut dapat menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan. "Gejala-gejala ini sudah lama terlihat di seluruh dunia, termasuk di negara kita," kata Deddy mengutip siaran pers Unpad, Senin, 21 Juni 2021.
Ia mengatakan, berbagai peristiwa, konflik, hingga polarisasi politik kerap muncul akibat pengaruh media sosial. Salah satu pengaruh tersebut adalah masifnya peredaran hoaks di media sosial. Deddy mengatakan, banyak dari perilaku hoaks di media sosial yang berujung pada kerusuhan dan pembunuhan.
Baca: Pakar UI Ungkap Keganasan Covid-19 Varian Delta
Pakar komunikasi antarbudaya ini menuturkan, beberapa dampak yang ditimbulkan dari media sosial adalah adanya kesetaraan hingga keintiman semu. Menurut dia, media sosial telah menciptakan perilaku iri hati dan ilusi.
"(Di media sosial) banyak orang mengunggah foto-foto yang bagus meskipun fakta yang sebenarnya tidak seperti itu. Akhirnya kita terobsesi dengan segala hal, hubungan, dan gaya hidup yang tidak nyata," tuturnya.
Menyongsong era masyarakat digital 5.0, Deddy menekankan perlunya keseimbangan teknologi dan kesejahteraan sosial. Komunikasi tatap muka tetap diutamakan ketimbang komunikasi via media digital. "Media sosial hanya dijadikan sebagai pelengkap," kata Deddy.
Penguatan pendidikan karakter dan literasi digital juga diperlukan, baik di tingkat keluarga hingga lembaga pendidikan. Selain itu, peran pemerintah melalui penerapan peraturan perundang-undangan juga diperlukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News