"Mengenai progres vaksin Merah Putih, sendiri kita harapkan bulan Maret ini bibit vaksin mulai diserahkan kepada PT Biofarma," kata Bambang dalam Rapat Koordinasi Nasional Riset dan Inovasi 2021, Kamis, 28 Januari 2021.
Total ada enam lembaga dan perguruan tinggi yang sedang mengembangkan bibit vaksin Merah Putih. Keenam pihak itu yakni Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Ada tiga yang kemungkinan bisa segera menyelesaikan bibit vaksin untuk diserahkan kepada biofarma. Yaitu Eijkman, UI, dan UNAIR," ucap Bambang.
Baca: Uji Klinis Vaksin Merah Putih Paling Cepat Pertengahan Tahun Ini
LBM Eijkman diketahui mengembangkan bibit vaksin dengan platform protein rekombinan. Sedangkan UI, dengan platform DNA, MRNA, dan Virus Like Particle (VLP). Lalu, UNAIR dengan platform adenovirus.
Tiga lainnya, LIPI dengan platform protein rekombinan, ITB dengan adenovirus, dan UGM dengan platform protein rekombinan. Adanya perbedaan waktu dalam proses pengembangan ini membuat penyelesaian bibit vaksin tidak bisa serentak.
Bambang menekankan, lembaga riset dan perguruan tinggi hanya berperan dalam menemukan bibit vaksin. Proses selanjutnya dilakukan perusahaan farmasi.
Setelah penemuan bibit vaksin, perusahaan farmasi melakukan purifikasi, lalu scaling up dari bibit vaksin dan uji preklinik. Setelahnya, baru bisa melakukan uji klinis. Sebelum uji klinis pun terdapat persyaratan, antara lain harus memiliki ethical clearance hingga izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Jadi memang kendali waktu, setelah kami menyerahkan bibit vaksin. Katakan sekitar bulan Maret itu akan lebih banyak di sisi manufacturing," ujar Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News