Ventilator portabel buatan ITB. Foto: Dok. ITB
Ventilator portabel buatan ITB. Foto: Dok. ITB

Kantongi Izin Edar, Lima Ventilator Ini Siap Diproduksi Massal

Citra Larasati • 16 Agustus 2020 12:54
Jakarta:  Sebanyak lima jenis ventilator yang dikembangkan anggota Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 akhirnya berhasil mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).  Izin edar didapat setelah lulus uji sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kemenkes.
 
Setelah mengantongi izin edar, kelima ventilator tersebut segera memasuki tahap produksi massal. Bahkan beberapa ventilator sudah menghasilkan ratusan produk yang dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam membantu menyelamatkan pasien covid-19.
 
Sebelumnya, Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRRIN) merespons cepat penetapan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai pandemi global melalui pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi.  Konsorsium ini dibentuk untuk percepatan penanggulangan pandemi covid-19.

Selain itu konsorsium juga dibentuk untuk menyinergikan riset dan inovasi berbagai lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap). Seperti Lembaga Pemerintah nonKementerian (LPNK), perguruan tinggi, perusahaan swasta dan BUMN. 
 
Dalam waktu tiga bulan, konsorsium ini telah menghasilkan 57 produk inovatif, guna menanggulangi pandemi covid-19 dan telah diluncurkan pada Hari Kebangkitan Nasional oleh Presiden Joko Widodo.
 
Baca juga:  ITB Kembangkan Ventilator Portabel untuk Pasien Covid-19
 
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ali Ghufron Mukti berharap, ekosistem yang kondusif dalam Konsorsium Covid-19 ini bisa dilanggengkan untuk pola kerja penelitian ke depan. Kerja sama triplehelix yang tercipta harus terus dibangun agar menghasilkan inovasi yang sangat dibutuhkan masyarakat.
 
“Sebelumnya para peneliti umumnya punya agenda sendiri-sendiri dan sulit untuk memiliki visi bersama ke depan. Dengan lingkungan yang sangat memaksa kita bisa bersama dan sangat kondusif kerjasama triplehelix antara para peneliti, inovator, pemerintah, dan industri,” kata Ghufron.
 
Para inovator Indonesia dalam Konsorsium Covid-19 terus mengembangkan berbagai alat-alat kesehatan (Alkes), obat dan terapi, sampai vaksin Covid-19.
 
Beriku lima ventilator inovasi indonesia yang telah mendapat izin edar:
 
1. BPPT3S-LEN
 
Ventilator berbasis Ambu Bag dan Cam dikembangkan BPPT bersama PT LEN.
BPPT3S-LEN telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020870 dan sekarang ini PT LEN sedang proses produksi 100 unit ventilator.
 
2. GERLIP HFNC-01
 
Ventilantor ini dikembangkan LIPI bekerja sama dengan PT Gerlink Utama Mandiri.  Penggunaan jenis ventilator HFNC ( High Flow Nasal Cannula) untuk mencegah pasien tidak sampai gagal nafas dan tidak harus diinkubasi menggunakan ventilator invasive.
 
Caranya dengan memberikan terapi oksigen beraliran tinggi dan sampai saat ini sudah diproduksi sebanyak lima unit.  GERLIP HFNC-01 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020951.
 
3. Vent-I Origin
 
Vent-I merupakan model ventilator Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dikembangkan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB bersama Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
 
Vent-I telah mengantong Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI ADK 20403020696.  Sebanyak 139 unit Vent-I produksi pertama yang telah didistribusikan kepada RS yg membutuhkan.  Sementara ini total target produksi Vent-I sekitar 800-900 unit.
 
4. COVENT-20
 
Covent-20 merupakan ventilator hasil kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik UI (FTUI) dan Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), RSUP Persahabatan Jakarta, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik.
 
COVENT-20 mudah dibawa dan dapat digunakan dalam keadaan darurat. COVENT-20 memiliki dua mode operasi, yaitu mode CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan CMV (Continuous Mandatory Ventilation).
 
Mode Ventilasi CPAP dioperasikan ketika kondisi pasien masih sadar untuk membantu oksigenasi ke paru-paru pasien, sedangkan Mode CMV dioperasikan ketika pasien tidak sadar atau mengalami kesulitan mengatur pernapasannya untuk mengambil alih fungsi pernapasan pasien.
 
Kedua mode tersebut dapat digunakan pada saat pasien berada di rumah maupun dalam perjalanan (di mobil ambulans), namun tidak digunakan di ruang isolasi.
 
COVENT-20 telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES AKD 20403021003 dan telah diproduksi sekitar 300 unit oleh beberapa mitra Produsen Alat Kesehatan (Alkes) di antaranya PT Enesers Mitra Berkah, PT Graha Teknomedika, dan PT PINDAD serta dikalibrasi oleh beberapa mitra Perusahaan Kalibrasi Alkes. Saat ini telah 300 Covent-20 yang didistribusikan.
 
5. DHARCOV-23S
 
Ventilator Emergency CMV dan CPAP berbasis pneumatic DHARCOV 23S.
Ventilator ini  dikembangkan oleh BPPT bekerja sama dengan PT Dharma Precission Tools dan telah mengantongi Nomor Izin Edar Alat Kesehatan KEMENKES RI AKD 20403020892.
 
Total unit dalam batch pertama yang akan diproduksi adalah sebanyak 200 unit ventilator, sampai dengan tanggal 19 Juni 2020 telah selesai diproduksi dan terkalibrasi sebanyak 100 unit.  Sedangkan sisanya sudah selesai pada akhir minggu ketiga bulan Juni 2020.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan