"Meskipun sebagian besar gempa di Jawa utara disebabkan oleh interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia, kedalaman gempa ini mengindikasikan kemungkinan adanya sesar di bawah wilayah utara laut Jawa," ungkap dosen sekaligus peneliti gempa Unesa Tersebut, dikutip dari laman Unesa, Selasa, 26 Maret 2024.
Kondisi ini menuntut perhatian, karena gempa dangkal dan dekat pemukiman dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. Oleh karena itu, perlunya studi lanjutan untuk memahami lebih dalam tatanan tektonik di wilayah tersebut guna mengurangi risiko bencana di masa depan.
Dalam penelitiannya bersama tim yang diterbitkan tahun 2023 lalu berjudul "Vulnerability in the Java northern region in association with earthquake sources of tectonic origin", parameter b-value di wilayah tersebut mencerminkan tingkat stres tektonik yang dialami suatu wilayah terutama utara Pulau Jawa.
Riset yang dilakukan merupakan Rumpun Bidang Keilmuan (RBK) Fisika Bumi dari program studinya ini menekankan pada "relatively high-stress tectonic regime" yang mengindikasikan adanya tingkat tekanan yang tinggi pada regime tektonik di wilayah utara Pulau Jawa. "Kita memakai parameter tersebut yang mana semakin rendah nilai b-value, semakin tinggi tingkat stres di wilayah tersebut, yang mengindikasikan potensi terjadinya gempa bumi besar di masa depan," bebernya.
Hasil penelitian menunjukkan, nilai terendah dalam b-value adalah sekitar 0,8, yang ditemukan untuk Zona 2 (Jawa Tengah) dan 3 (Jawa Timur). Hal itu menandakan adanya tekanan regime tektonik yang tinggi dan potensi pelepasan energi yang signifikan di masa mendatang.
Karena itu, sebagai upaya mitigasi, dia menekankan masyarakat harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Hal ini penting agar ketika terjadi gempa di masa mendatang, mereka dapat mengurangi risiko dan meminimalisir korban jiwa.
Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait karakteristik patahan aktif yang ada di utara Pulau Jawa. Diperlukan juga pengembangan teknologi peringatan dini gempa bumi dan tsunami yang lebih akurat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana kebumian tersebut.
Gempa bumi dengan magnitudo 6.4 yang mengguncang Kabupaten Tuban, Jumat lalu menimbulkan kerusakan sekitar 700 bangunan dan rumah warga. Gempa tersebut juga memicu kepanikan di sebagian besar warga wilayah Jawa Timur khususnya daerah utara.
Setelah kejadian dua kali gempa besar diikuti dengan gempa susulan sebanyak 32 kali. Bahkan getaran gempa ini bisa dirasakan hingga Banjarmasin. Pusat gempa terjadi di laut dengan titik episentrum 5.74 LS dan 112.32 BT.
Baca juga: Gempa Tuban, RS Unair Terapkan Prosedur Khusus untuk Evakuasi Pasien |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News