"Sejauh ini belum ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa varian B117 lebih mematikan daripada varian lainnya," kata Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI Wien Kusharyoto kepada di Jakarta, Selasa, 29 Desember 2020.
Ia menuturkan suatu studi di Inggris menunjukkan bahwa varian virus tersebut 56 persen lebih mudah menular dan menyebar daripada varian lainnya. Hal ini sedang jadi objek riset peneliti.
"Para peneliti sedang memastikan dengan eksperimen di lab apakah varian tersebur benar-benar lebih mudah menginfeksi sel sehingga mengakibatkannya lebih mudah menular," ujarnya.
Baca: Penjelasan Ahli Mikrobiologi Unpad Soal Mutasi Virus Korona
Menurut Wien, tanpa melakukan pengurutan genom virus menyeluruh (whole genome sequencing) yang lebih banyak, maka tidak tahu apakah varian tersebut sudah masuk Indonesia atau belum.
Apabila belum masuk, kata dia, maka salah satu cara mencegah masuknya varian tersebut, yaitu memperketat atau membatasi masuknya orang ke Indonesia. Terutama, dari negara-negara di mana varian itu sudah ditemukan.
"Kita juga perlu meningkatkan disiplin kita dalam menjalankan protokol kesehatan," tuturnya.
Baru-baru ini, sejumlah negara melaporkan adanya kasus mutasi baru dari virus korona. Varian baru covid-19 ini disinyalir lebih berbahaya dari virus lama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News