Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto. Foto: Dok. SMK
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto. Foto: Dok. SMK

Mesin CNC Karya SMK Warga Siap Dipesan Industri

Citra Larasati • 02 Februari 2021 10:55
Jakarta:  Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto melakukan kunjungan ke SMK Warga, Surakarta, Jawa Tengah.  Kunjungan tersebut guna memastikan berjalannya program SMK sebagai Center of Excellence (CoE) yang pada tahun ini menjadi SMK Pusat Keunggulan (PK).
 
“Kami ingin memastikan budaya kerja, sistem, dan juga SDM-nya berjalan baik,” ujar Wikan, Selasa, 2 Februari 2021.
 
Pada kesempatan tersebut, Wikan menyaksikan secara langsung produk nyata SMK Warga, yakni mesin Computer Numerical Control (CNC) yang diberi label HKI (Hasil Karya Indonesia). Mesin yang terdiri atas CNC 3 Axis dan CNC 5 Axis ini merupakan hasil karya guru SMK bersama mitra industri, dengan melibatkan langsung siswa-siswa SMK Warga.

Mesin CNC karya anak bangsa ini juga dibandrol dengan harga yang sangat kompetitif, yakni Rp170 juta untuk CNC 3 Axis dan Rp370 juta untuk CNC 5 Axis. Ditambah lagi, mesin tersebut juga telah berstandar industri sehingga dapat dipesan oleh pihak industri.
 
“Selain melayani pesanan industri, dana bantuan CoE ini dapat menjadikan teaching factory di SMK Warga menjadi workshop dan training center bagi murid kelas XI dan XII maupun bagi satuan pendidikan vokasi lainnya dan masyarakat sekitarnya,” terang Wikan.
 
Di samping itu, dengan daya sekitar 500 watt, mesin CNC 3 Axis dapat digunakan untuk industri rumahan. “Saya sangat menyarankan kepada seluruh kampus vokasi seluruh Indonesia yang memiliki jurusan manufaktur dan permesinan untuk membeli produk HKI ini,” ujar Wikan.
 
Selain membuat mesin CNC, SMK Warga juga membuat bucket yang dipakai untuk escavator atau alat berat pertambangan berukuran besar. Bahkan, produk yang dibuat melalui kerja sama SMK Warga, PT BUMA, dan juga industri kecil sekitarnya (UMKM) ini telah dibeli oleh PT BUMA sendiri sebanyak 180 unit.
 
Baca juga:  Inovasi UGM dalam Penanganan Covid-19 Dinilai Berkontribusi Bagi Perekonomian
 
Selain itu, produk ini juga memiliki keunggulan dengan memiliki masa pakai lebih lama, yakni 550 jam, dibandingkan produk yang harus dibeli dari luar negeri yang hanya memiliki masa pakai 480 jam. Alhasil, dari yang biasanya impor dari Cina dan Jepang, sekarang justru menghasikan pesanan hingga 500 unit dengan kisaran harga Rp1 juta.
 
“Jadi, teaching factory (SMK Warga) ini memiliki Research and Development (R and D) yang dikembangkan bersama Akademi Teknologi Warga, Universitas Sebelas Maret (UNS), dan PT BUMA yang bagus karena menghasilkan produk yang lebih unggul dibandingkan buatan luar negeri,” tegas Wikan.
 
Tak hanya itu, mesin CNC besutan HKI ini memiliki sistem controller yang dikembangkan mandiri oleh SMK Warga sendiri. “Karya anak bangsa ini sungguh patut diapresiasi oleh bangsa sendiri dan dunia,” tutur Wikan. 
 
Selain itu, nantinya SMK juga akan mendapatkan pendampingan dari perguruan tinggi vokasi untuk mengawasi berjalannya teaching factory dengan baik. Ditambah lagi, “Kami juga akan membuat kebijakan, semua politenik dan SMK harus memakai batik buatan SMK pada hari tertentu,” terang Wikan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan