Efek Halo. (Jonas Koblin)
Efek Halo. (Jonas Koblin)

Efek Halo: Alasan Orang Cakep Sering Lebih Untung

Riza Aslam Khaeron • 05 Januari 2025 14:31
Jakarta: Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa orang yang dianggap menarik sering kali mendapatkan perlakuan istimewa?
 
Dalam psikologi, fenomena ini dikenal sebagai halo effect atau efek halo. Konsep ini menunjukkan bagaimana satu sifat positif, seperti penampilan menarik, dapat memengaruhi persepsi kita terhadap sifat lain dari seseorang.
 

Apa Itu Efek Halo?

Efek halo pertama kali diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike pada tahun 1920. Dalam eksperimennya dengan militer, Thorndike menemukan bahwa perwira cenderung memberi peringkat yang lebih tinggi kepada bawahan yang dianggap menarik secara fisik, bahkan untuk kualitas yang tidak terkait seperti kepemimpinan dan kecerdasan.
 
Fenomena ini menunjukkan bahwa kesan pertama, terutama berdasarkan penampilan, dapat menciptakan "halo" yang memengaruhi penilaian keseluruhan kita terhadap seseorang.

Psikolog Solomon Asch kemudian memperluas penelitian ini, menunjukkan bahwa kesan pertama sangat menentukan bagaimana kita memandang sifat-sifat lain seseorang.
 
Kesan pertama yang positif dapat membuat kita berasumsi bahwa orang tersebut juga cerdas, kompeten, dan memiliki kepribadian yang menyenangkan, menurut Asch dalam salah satu studinya.
 

Efek Halo dalam Kehidupan Sehari-hari

Efek halo tidak hanya berlaku di tempat kerja tetapi juga merasuki berbagai aspek kehidupan:
 
1. Pekerjaan dan Karier
 
Dalam dunia kerja, efek halo dapat memberikan keuntungan besar bagi mereka yang dianggap menarik.
 
Anda kemungkinan pernah melihat foto tangkapan layar lowongan kerja yang mencari pelamar penampilan menari sebagai kualifikasi, meskipun pekerjaan tersebut tidak memiliki keterkaitan dalam bidang penampilang. Penampilan formal sering kali diasosiasikan dengan profesionalisme dan kompetensi.
 

2. Sekolah dan Pendidikan
 
Dalam dunia pendidikan, guru cenderung memberikan nilai lebih tinggi kepada siswa yang dianggap menarik atau memiliki nama populer.
 
Sebuah studi klasik menemukan bahwa guru memberikan esai dengan nama yang dianggap "menarik" nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan esai serupa yang ditulis oleh siswa dengan nama yang dianggap kurang menarik.
 
3. Pemasaran dan Iklan
 
Efek halo sering dimanfaatkan dalam pemasaran. Ketika selebritas mendukung suatu produk, kita cenderung menganggap produk itu lebih baik hanya karena keterkaitan positif kita dengan selebritas tersebut.
 
Hal yang sama berlaku untuk label seperti "organik" yang membuat konsumen merasa bahwa produk tersebut lebih sehat meskipun tidak selalu demikian.
 
4. Hubungan Sosial
 
Dalam hubungan sosial, orang yang dianggap menarik sering kali dianggap lebih ramah, cerdas, dan sukses. Hal ini, meskipun tidak selalu benar, menciptakan bias yang mendalam dalam interaksi sehari-hari.
 
5. Mengatasi Bias Efek Halo
 
Efek halo dapat memengaruhi pengambilan keputusan secara tidak adil. Untuk mengurangi pengaruhnya, penting untuk:
 
Memperlambat Penilaian: Jangan membuat kesimpulan cepat berdasarkan kesan pertama. Sebaliknya, ambil waktu untuk memahami informasi yang lebih mendalam.
 
Fokus pada Fakta: Kumpulkan informasi objektif sebelum membuat penilaian untuk menghindari asumsi yang tidak berdasar.
 
Latih Kesadaran Diri: Sadari bahwa bias ini memengaruhi cara kita melihat orang lain dan berlatih untuk lebih bijak dalam menilai seseorang.
 
Efek halo adalah bukti kuat bahwa kesan pertama memiliki dampak besar. Meskipun ini adalah fenomena alami, memahami efek halo dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih adil dan objektif.
 
Jadi, lain kali saat kamu tergoda untuk menilai seseorang hanya dari penampilannya, ingatlah bahwa ada banyak hal lain yang perlu dipertimbangkan.
 
Baca Juga:
Efek Dunning-Kruger: Mengapa Orang Kurang Ahli Sering Sok Pintar
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan