Tim Spektronics menggagas inovasi bernama I-BOT. Dok HUmas ITS.
Tim Spektronics menggagas inovasi bernama I-BOT. Dok HUmas ITS.

Mahasiswa ITS Modifikasi Serangga, Bisa Cari Korban Bencana Bak Anjing Pelacak

Arga sumantri • 23 Januari 2021 07:12
Surabaya: Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam tim Spektronics menggagas inovasi bernama I-BOT. Ini merupakan asisten cyborg berupa serangga yang membantu tim penyelamat dalam operasi pencarian dan penyelamatan manusia korban bencana.
 
Ketua Tim Spektronics Michael Adrian Subagio mengungkapkan, ide inovasi ini berawal lantaran banyaknya serangga di negara tropis seperti Indonesia. 
 
"Kalau pakai anjing kan butuh waktu paling enggak sebulan, kalau pakai serangga bisa langsung," tkata Michael mengutip siaran pers ITS, Sabtu, 23 Januari 2021.

Menurut Michael, penggunaan serangga sebagai pendeteksi manusia korban bencana ini lebih mudah dan efektif ketimbang menggunakan anjing. Ukurannya yang kecil mempermudah serangga masuk ke sela-sela kecil, terlebih jika banyak reruntuhan di lokasi bencana. "Untuk saat ini, kami hanya menawarkan serangga kecoa dan kumbang," ujarnya.
 
Prinsip dari inovasi ini, kata dia, yakni memasang perangkat elektronik pada serangga hidup. Serangga hidup dianggap lebih fleksibel karena bergerak sesuai kemampuannya sendiri. 
 
"Karena itu, kenapa pakai serangga asli dan bukan pakai robot mikro, karena enggak perlu tenaga tambahan seperti baterai atau perlu supply power," terangnya.
 
 

Kendati serangga harus dipasangi perangkat elektronik, Michael menyebut serangga tidak akan disakiti. Penambahan perangkat hanya berupa backpack kecil yang diletakkan di atas serangga. 
 
"Dari perangkat ini juga, kita bisa mendapat informasi tambahan di lokasi kejadian," ungkap mahasiswa Teknik Kimia ITS ini.
 
Michael menambahkan, dalam inovasi ini digunakan Internet of Things (IoT) berupa bluetooth, sehingga gerakan serangga lebih terintegrasi. Menggunakan bluetooth dan perangkat amplifier tambahan untuk memperkuat sinyal, serangga-serangga tersebut diharapkan dapat mendeteksi korban bencana di lokasi yang sempit.
 
Baca: Pakar IPB: Upaya Mitigasi Bencana Harus Jadi Prasyarat Pembangunan
 
Michael menyebut ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia dengan inovasinya ini. Pertama, menggunakan kemampuan alamiah serangga itu sendiri. 
 
"Jadi kita manfaatkan kemampuan membau serta kemampuan deteksi suhu serangga untuk mendeteksi keberadaan manusia," tuturnya.
 
Cara selanjutnya, yaitu dengan memanfaatkan mikrofon dan kamera berukuran mikro yang terpasang pada perangkat. "Dengan memanfaatkan perangkat mikro ini, kita bisa live streaming. Operator juga nantinya bisa mengarahkan," tambahnya.
 
Michael melanjutkan, pemanfaatan bluetooth untuk mendeteksi keberadaan serangga dan melakukan transmisi data masih memiliki kekurangan. Akurasi penelitian yang sudah ada sebelumnya tidak mencapai 100 persen. Sehingga untuk mendapatkan akurasi yang tinggi masih perlu dilakukan banyak riset.
 
Michael pun berharap dengan banyak riset, ke depannya inovasi ini bisa diaplikasikan di kehidupan nyata. "Inovasi ini kan cuma ide awal, tetapi bisa dibilang kita yang duluan (melakukannya). Masih banyak pengembangan yang perlu dilakukan untuk bisa diaplikasikan di Indonesia," ungkapnya.
 
Dengan inovasi I-BOT yang digagas ini, Michael dan timnya telah berhasil meraih medali perak pada kompetisi berskala internasional Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO), beberapa waktu lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan