Kepala Pusat Riset Komputasi BRIN, Rifki Sadikin. DOK BRIN
Kepala Pusat Riset Komputasi BRIN, Rifki Sadikin. DOK BRIN

BRIN Kembangkan Terapi Kanker Presisi Manfaatkan Bioinformatika

Renatha Swasty • 18 September 2025 20:03
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memanfaatkan bioinformatika untuk personalisasi terapi kanker dari sudut pandang computational systems biology dan drug repurposing serta high performance computing (HPC). Peneliti mengembangkan riset precision oncology atau onkologi presisi.
 
“Dalam era pengobatan presisi, bioinformatika memegang peranan penting dalam mengintegrasikan data genomik, transkriptomik, proteomik, dan data klinis untuk memahami mekanisme molekuler kanker,” jelas Kepala Pusat Riset Komputasi BRIN, Rifki Sadikin, pada seminar “Multiomics in Precision Oncology: Bridging Data to Clinical Impact” dilansir dari laman brin.go.id, Kamis, 18 September 2025. 
 
Penerapan bioinformatika dalam terapi kanker diharapkan membawa dampak signifikan terhadap personalisasi pengobatan. Dengan memahami mutasi dan jalur molekuler spesifik pada setiap pasien, terapi dapat diarahkan lebih tepat sasaran, termasuk penggunaan inhibitor target spesifik atau imunoterapi berbasis profil genomik. 

“Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas terapi, tetapi juga meminimalkan efek samping serta meningkatkan kualitas hidup pasien,” ujar Rifki.
 
Baca juga: Teknologi Superkomputer Bantu Riset Kanker Lebih Cepat dan Akurat 

Dukungan teknologi seperti next-generation sequencing (NGS) dan HPC memungkinkan identifikasi mutasi genetik spesifik dan biomarker yang relevan untuk setiap individu. “Pendekatan ini menjadi fondasi utama dalam pengembangan terapi kanker yang lebih personal, efektif, dan berbasis profil molekuler pasien,” papar Rifki.
 
Dia menjelaskan pendekatan bioinformatika modern melibatkan pemrosesan data multi-omics menggunakan infrastruktur komputasi berperforma tinggi dan pipeline analisis yang terintegrasi. Proses ini mencakup analisis ekspresi gen, interaksi protein, data epigenetik, hingga prediksi respons terapi menggunakan pembelajaran mesin. 
 
“Integrasi berbagai jenis data biologis dan klinis memungkinkan pengembangan model prediksi terapi yang presisi, disesuaikan karakteristik molekuler unik setiap pasien,” ujar Rifki.
 
Investasi pada pelatihan, kolaborasi multidisiplin, dan penguatan infrastruktur komputasi menjadi kunci dalam mewujudkan pengobatan kanker yang presisi dan berkelanjutan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan