Alat bernama Osmotic Manipulation and Near Infrared Controlled (Osmoinc) ini menjawab tantangan lama para pelaku UMKM telur asin, waktu produksi yang lama dan kualitas yang tidak konsisten.
Ketua tim, Achmad Mahendra atau akrab disapa Mahen, mengungkapkan bahwa inovasi ini berangkat dari metode konvensional yang menggunakan tanah liat dan garam. Proses yang memakan waktu 10-14 hari dinilai tidak lagi efektif untuk memenuhi permintaan pasar, terutama untuk kebutuhan ekspor.
"Proses selama 10 hingga 14 hari bukan waktu yang singkat untuk memenuhi kebutuhan ekspor," ujar mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri ITS itu, dalam siaran persnya dikutip Rabu, 31 Desember 2025.
Osmoinc hadir sebagai solusi dengan memangkas waktu produksi secara drastis. Alat ini bekerja dengan memanipulasi tekanan osmosis menggunakan sensor Near Infrared (NIR).
Prinsipnya, alat ini memanfaatkan perbedaan konsentrasi garam di dalam dan luar telur untuk mencapai penetrasi yang optimal, sekaligus menganalisis kadar garam secara non-destructive.
Spesifikasi dan Cara Kerja Alat Osmoinc
Alat berukuran 53,4 x 56,3 x 50,2 cm³ ini mampu memproduksi 150 butir telur asin dalam sekali operasi selama hanya 5 jam. Dengan daya listrik 1.650 watt, alat ini terbuat dari material berkualitas seperti Galvanis dan SS316 yang aman untuk pangan.Proses pembuatannya terdiri dari empat tahap kunci:
- Perendaman telur dalam asam asetat 15% (5 menit).
- Pembilasan dengan air bersih.
- Perebusan dalam larutan NaCl 30% pada suhu 70°C (4 jam).
- Pengecekan akhir tingkat kemasiran menggunakan sensor NIR.
Manfaat untuk UMKM dan Dampak yang Lebih Luas
Keunggulan alat Osmoinc ITS ini tidak hanya pada kecepatan. Alat ini menjamin higienitas produksi telur asin dan konsistensi rasa serta tekstur yang masir pada setiap butirnya. Daya simpan telur juga menjadi lebih lama karena pertumbuhan mikroba dapat ditekan."Inovasi ini mendukung UMKM untuk naik kelas, memenuhi standar ekspor, dan berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)," jelas Mahen.
Dukungan tersebut tercermin pada poin SDGs ke-2 (Tanpa Kelaparan), ke-8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan ke-9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur). Dengan Osmoinc, ITS kembali menegaskan perannya dalam menciptakan inovasi nyata yang berdampak langsung pada masyarakat dan perekonomian Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News