Peneliti Unair Yulis Setiya Dewi menciptakan Simoura. DOK Unair
Peneliti Unair Yulis Setiya Dewi menciptakan Simoura. DOK Unair

Peneliti Unair Ciptakan Simoura, Alat Deteksi Ruangan dan Tata Udara Otomatis

Renatha Swasty • 30 Desember 2022 15:26
Jakarta: Peneliti dari Fakultas Keperawatan Universita Airlangga (Unair), Yulis Setiya Dewi, menciptakan Simoura atau disebut Sistem Informasi Monitoring Ruangan dan Udara.  Yulis beserta timnya yang terdiri atas Kusnanto, I Ketut Eddy Purnama, Ahsan, Tomoko Hasegawa, Sri Purwanti, Ratu Izza Auwah Mairo, Hidayat Arifin, Arina Qonaah, dan Rifky Octavia Pradipta menciptakan alat deteksi ruangan otomatis sebagai upaya manajemen tata ruang perawatan infeksius.
 
“Salah satu faktor yang mendukung dari transmisi virus itu adalah manajemen tata udara dan ruang perawatan. Jadi, untuk menekan transmisinya, pengaturan fungsi dari tata ruang perawatan pasien memerlukan sistem yang terintegrasi antara proses perawatan dan monitoring sanitasi ruangan,” ujar Yulis dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 30 Desember 2022.
 
Yulis menyebut hal itu penting untuk menekan angka penularan virus dari pasien ke tenaga medis melalui partikel airbone mikroskopik dan aerosol droplet. Droplet dan partikel kecil dalam spektrum luas akan terbentuk pada saat batuk atau bersin dan bahkan saat berbicara atau bernapas.

“Simoura ini dapat mendeteksi temperatur ruangan, humidity, kadar CO2 ruangan, jumlah partikel NO2, ammonia, dan suhu tubuh,” jelas Yulis.
 
Simoura mendapat apresiasi dan dukungan tinggi dari banyak perawat dalam proses pembuatannya. Berbagai masukan diberikan untuk optimalisasi alat di lapangan.
“Kami juga sempat melakukan FGD (Focus Group Discussion) dengan kepala ruangan, perawat, pakar, dan tim HIPERCCI (Himpunan Perawat Critical Care Indonesia) wilayah Jawa Timur. Alhamdulillah banyak dukungan dan masukan seperti penambahan item medical record,” tutur Yulis
 
Yulis turut mendaftarkan hasil karyanya tersebut pada Hak Kekayaan Intelektual (HKI). HKI ini bertujuan memberikan perlindungan hukum atas kekayaan yang dimiliki, dalam hal ini paten inovasi produk alat Simoura.
 
“Awalnya kami melakukan uji coba alat setelah perbaikan dari sesi FGD. Setelah itu dirasa memang alatnya sudah sesuai sehingga kami daftarkan juga HKI yang difasilitasi oleh LIPJPHKI Unair,” kata Yulis.
 
Yulis juga berpesan menghadapi era disruption, seorang perawat harus mampu membuat suatu inovasi. Hal itu juga bagian dari pengabdian terhadap profesi.
 
Baca juga: Penelitian Guru Besar FKH Unair: Bahan Herbal Bisa Dipakai Sebagai Obat Kanker pada Hewan

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan