Lokasi banjir di Agam, Sumatra Barat. Foto: BNPB
Lokasi banjir di Agam, Sumatra Barat. Foto: BNPB

4 Negara ASEAN yang Terdampak Banjir, WMO Sebut Siklon Tropis Sebagai Pemicu

Citra Larasati • 07 Desember 2025 14:57
Jakarta: Sebanyak empat negara ASEAN saat ini tengah dilanda bencana banjir. Kondisi ini bukan sekadar kebetulan. Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) menjelaskan bencana tersebut dipicu oleh faktor yang sama, yaitu aktivitas siklon tropis yang saat ini berada pada tingkat paling intens. 
 
Siklon tropis merupakan gangguan atmosfer yang dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi, termasuk hujan ekstrem, angin kencang, hingga banjir besar. Dalam laporan WMO mengenai State of the Climate in Asia, kawasan Asia disebut sebagai wilayah yang sangat rentan terhadap banjir.
 
Peningkatan suhu global membuat atmosfer menahan lebih banyak uap air, sehingga memicu potensi hujan lebat yang lebih ekstrem. 

Deretan bencana terbaru ini mempertegas pentingnya kolaborasi regional yang lebih kuat, seperti melalui mekanisme WMO dan kampanye global untuk memastikan seluruh masyarakat mendapatkan perlindungan melalui sistem peringatan dini yang andal.

4 negara ASEAN yang sedang terendam banjir besar:

1. Indonesia

Siklon Tropis Senyar memicu hujan ekstrem, banjir besar, dan tanah longsor di wilayah Sumatra bagian utara, Malaysia Semenanjung, dan Thailand bagian selatan. Kemunculan siklon tropis yang begitu dekat dengan garis khatulistiwa merupakan fenomena yang jarang terjadi.
 
Berdasarkan dasbor darurat BNPB per 5 Desember 2025, bencana banjir dan longsor di Sumatra menimbulkan lebih dari 860 korban jiwa, 521 orang hilang, serta 4.200 orang luka-luka. Sekitar 1,5 juta penduduk terdampak, sementara lebih dari 570.000 warga terpaksa mengungsi. Secara keseluruhan 50 kabupaten atau kota ikut merasakan dampaknya.

2. Vietnam

Vietnam kembali menghadapi potensi hujan lebat di wilayah selatan sampai tengah pada 2 Desember akibat Badai Koto yang sebelumnya melanda Filipina serta pengaruh udara dingin. Curah hujan ekstrim selama beberapa pekan terakhir menenggelamkan situs bersejarah, kawasan wisata, dan menimbulkan kerugian jutaan dolar, terutama di sektor pertanian. Hampir 100 orang dilaporkan meninggal dunia.
 
Pada 15–21 November, kombinasi angin timur yang kuat dan udara dingin menghasilkan hujan sangat lebat mencapai 400–700 mm, bahkan di beberapa lokasi melebihi 1.000 mm. Bagian timur Dak Lak mencatat 700–900 mm, dan secara lokal lebih dari 1.200 mm, menurut Pusat Prakiraan Meteorologi Nasional Vietnam.
 
Banjir besar melanda sejumlah provinsi dan tinggi muka air sungai memecahkan rekor di Sungai Ky Lo, Sungai Ba (Dak Lak), dan Sungai Dinh Ninh Hoa (Khanh Hoa). Pada akhir Oktober, stasiun meteorologi di Kota Hue mencatat curah hujan 24 jam sebesar 1.739,6 milimeter yang kini tengah dievaluasi WMO karena berpotensi menjadi rekor baru untuk Asia dan Belahan Bumi Utara.

3. Filipina

Filipina masih berupaya pulih setelah dihantam dua topan besar pada awal November, yaitu Kalmaegi (Tino) yang menewaskan lebih dari 220 orang dan berdampak pada 2,4 juta penduduk, serta Fung-Wong (Uwan). Rangkaian siklon tropis yang menerjang negara tersebut sejak 2024 disebut sebagai salah satu yang paling intens dalam beberapa tahun terakhir.

4. Thailand

Menurut Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana Thailand, sedikitnya 162 orang meninggal dunia dan lebih dari 1,4 juta rumah tangga serta 3,8 juta penduduk terdampak akibat banjir yang meluas di 12 provinsi selatan Thailand.
 
Hingga 1 Desember, banjir melanda 9 provinsi, 74 distrik, 407 sub-distrik, dan 2.725 desa, dengan total sekitar 2,3 juta penduduk terdampak dan 178 korban jiwa. Kota Hat Yai, salah satu kota terbesar di Thailand selatan juga terendam banjir dengan curah hujan mencapai 370,2 mm, setara dengan kejadian ekstrem yang hanya terjadi sekali dalam 300 tahun.
 
Bencana banjir yang saat ini melanda empat negara ASEAN menjadi peringatan nyata akan risiko cuaca ekstrem yang semakin meningkat akibat perubahan iklim. Kejadian ini menegaskan pentingnya kesiapsiagaan, mitigasi bencana, dan kerja sama regional serta internasional untuk menghadapi fenomena hidrometeorologi. Semoga seluruh korban segera mendapatkan pertolongan dan pemulihan wilayah terdampak berlangsung cepat. (Syifa Putri Aulia)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan