Prototipe ini dirancang untuk mendukung upaya Indonesia menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor. Mobil listrik BINUS ASO ini merupakan respons terhadap meningkatnya minat terhadap kendaraan listrik berbasis baterai.
Minat ini dipicu oleh kebijakan pemerintah yang mendukung pengurangan emisi karbon dan peningkatan kualitas udara di perkotaan, salah satunya insentif pajak untuk kendaraan listrik. Dengan cadangan nikel, komponen utama baterai kendaraan listrik terbesar di dunia yang dimiliki Indonesia, BINUS ASO School of Engineering optimistis pengembangan mobil listrik di dalam negeri dapat menjadi tonggak penting bagi kemandirian teknologi dan ekonomi nasional.
Prototipe mobil listrik ini dirancang untuk dapat mengangkut dua orang, sehingga ideal sebagai kendaraan penumpang untuk daerah perkotaan. Dibangun sejak awal tahun 2024, kendaraan ini memiliki dimensi 2950 x 1560 x 1260 mm, wheelbase 2300 mm dengan lebar track depan 1330 mm dan belakang 680 mm, motor penggerak berupa mesin bertenaga 10 kW dengan penggerak roda belakang, baterai berkapasitas 2.1 kWh untuk tahap pengujian awal, dua kursi penumpang, serta ukuran ban 185/80-8.
“Meski kapasitas baterai saat ini masih kecil, prototipe ini adalah langkah awal untuk pengujian performa dan pengembangan kendaraan yang layak digunakan di jalan raya,” ungkap Sofyan dari jurusan Automotive Robotics Engineering, BINUS ASO School of Engineering dalam siaran persnya, Rabu, 18 Desember 2024.
Proyek prototipe ini tidak terlepas dari kesuksesan tim mahasiswa BINUS ASO School of Engineering dalam kompetisi Shell Eco Marathon Asia. Dalam kompetisi tersebut, tim berhasil mengembangkan mobil listrik hemat energi yang mendemonstrasikan keahlian teknis dan kreativitas mahasiswa Indonesia di track balapan Sirkuit Internasional Mandalika.
Baca juga: Inovasi Unair, Vaksin Berbentuk Tablet |
Kini, melalui prototipe terbaru ini, BINUS ASO membawa inovasi tersebut ke tingkat yang lebih praktis dan relevan untuk kebutuhan pasar. Prototipe baru ini dirancang sebagai kendaraan penumpang dengan tujuan memenuhi kebutuhan mobilitas urban.
Kendaraan buatan BINUS ASO School of Engineering mengusung desain compact yang ideal untuk penggunaan perkotaan, sekaligus menjadi platform dasar untuk pengembangan mobil listrik skala produksi di masa depan. “Kami percaya bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah akan membawa Indonesia lebih dekat pada era transportasi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Sofyan.
Dengan peluncuran prototipe mobil listrik ini, BINUS ASO School of Engineering menegaskan komitmennya untuk tidak hanya menjadi institusi pendidikan, tetapi juga mitra strategis dalam mewujudkan transformasi industri otomotif Indonesia demi memajukan bangsa sesuai spirit utama BINUS University. Langkah ini diharapkan menjadi awal dari era baru mobilitas yang lebih cerdas, berkelanjutan, dan lokal.
Binus Aso School of Engineering menghadirkan prototype mobil listrik untuk mendukung pengembangan kendaraan masa depan di Indonesia. Saat ini, Indonesia masih bergantung pada impor kendaraan listrik karena belum memproduksi merek mobil listrik sendiri secara masal.
Mayoritas penyedia mobil listrik yang ada Indonesia berasal dari merek luar negeri yang membuka pabrik produksi di tanah air dalam rangka memenuhi persyaratan TKDN. Hal ini menciptakan peluang besar bagi pemain lokal-termasuk institusi pendidikan seperti BINUS University untuk menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News