Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undiversitas Diponegoro (Undip), Vita Paramita. DOK Undip
Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Undiversitas Diponegoro (Undip), Vita Paramita. DOK Undip

Dosen SV Undip Sabet Penghargaan Kekayaan Intelektual Berkat Inovasi Teh Hijau Bebas Kafein

Renatha Swasty • 19 Februari 2024 12:01
Jakarta: Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Vokasi Universitas Diponegoro (Undip), Vita Paramita, menerima penghargaan dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi untuk katagori Kekayaan Intelektual (KI). Penghargaan berkat inovasi teh hijau bebas kafein.
 
Inovasi itu berdasarkan penelitian berjudul Komersialisasi Produk Nanopolifenol Teh Hijau Bebas Kafein sebagai Inkoporasi Functional Food melalui Teknik Inaktivasi Enzimatis. Penelitian dengan TKT (Tingkat Kesiapan Teknologi) 7-8 saat ini diimplementasikan di mitra industri Teh Hijau PPTK Gambung Bandung dan siap diproduksi masal.
 
Vita menjelaskan teh hijau mengandung senyawa polifenol seperti catechin, epicatechin, epigallo catechin, epicatechin gallate, epigallo catehchin gallat, dan asam gallat. Ini dinyatakan memiliki aktivitas anti kanker, mencegah penyakit kardiovaskular, obesitas, dan penyakit degeneratif lainnya.

Keluasan spektrum aktivitas farmakologi polifenol teh hijau mendorong proses inkorporasi pada berbagai produk pangan, seperti bakery, biskuit, donat, cookies, bakpia, puding, bakpao, es krim, keju, dan pangan fungsional lainnya. Namun, industri pangan mensyaratkan inkorporasi bubuk teh hijau bebas kafein memiliki efek kesehatan sangat tinggi.
 
Oleh karenanya, dibutuhkan proses untuk menyingkirkan kafein dari bubuk teh hijau melalui proses blancing. Hal ini bertujuan menginaktifkan enzim polifenol oksidase dan hidroperoksidase serta mengekstrak kafein.
 
Inkorporasi bubuk teh hijau untuk produk pangan dan nutrasetikal dibatasi oleh rasa pahit polifenol dan epimerisasinya pada temperatur tinggi dengan pH basa yang berdampak pada turunnya aktivitas polifenol.
“Untuk itu, perlu diterapkan produksi bubuk bioaktif dengan teknik enkapsulasi polifenol menggunakan biopolimer liposom," jelas Vita dikutip dari laman undip.ac.id, Senin, 19 Februari 2023.
 
Hal ini agar mampu melindungi senyawa bioaktif terhadap tahanan kimia dan fisik, meningkatkan biovailabilitas, memberikan produk dengan kestabilan tinggi, dan memberikan peluang pengontrolan pelepasan senyawa inti material pada target tujuan.
 
Vita mengatakan liposom merupakan surfaktan bermolekul kecil dan terdiri dari fosfolipid amfifilik yang efektif untuk fabrikasi nanoemulsi menggunakan pendekatan energi rendah. Sebab, strukturnya cenderung membentuk bilayer dan vesikel tertutup, serta memiliki sifat spesifik sedikit larut dalam air dengan nilai konsentrasi misel kritis (CMC) antara 10-8–10-12 M.
Liposom telah banyak diterapkan sebagai bahan enkapsulasi obat-obatan dan nutrisi gizi dikarenakan stabilitas dan keamanannya dalam aplikasi untuk makanan dan obat-obatan.
 
Tim saat ini telah bekerja sama dengan industri teh hijau Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung di Bandung Selatan dan berbagai industri-industri teh hijau untuk pengembangan produk komersial bubuk teh hijau bebas kafein. Komersialiasi nanopolifenol akan memiliki potensi tinggi.
 
Mengingat, nilai pasar global produk material nano dan produk inkorporasi diperkirakan akan meningkat hingga 50 persen. "Sehingga hasil riset komersial ini bisa bermanfaat untuk masyarakat yang mengonsumsi makanan atau minuman substitusi sebagai imbangan diet kaya lemak dan kolesterol,” ujar Vita.
 
Dekan Sekolah Vokasi Undip, Budiyono, bersyukur atas capaian prestasi yang diraih Vita dan menambah daftar prestasi dosen Sekolah Vokasi Undip. Prestasi tersebut merupakan bukti kinerja sivitas akademika Sekolah Vokasi diakui di tingkat nasional.
 
“Kami berharap kegiatan riset di Sekolah Vokasi Undip terus berinovasi dan berkembang, serta secara berdampingan menjawab permasalahan di masyarakat dan pada akhirnya menghasilkan solusi secara bersama-sama,” tutur dia.
 
Adapun riset hilirisasi ini dikerjakan bersama tim peneliti Mohamad Endy Yulianto, Eflita Yohana, Indah Hartati, Dadan Rohdiana, Didik Ariwibowo, dan Sutrisno dengan skema Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi (PPUPT) didanai oleh Kemendikbudristek.
 
Ditjen Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati menyebut pemberian penghargaan atas dedikasi dan kontribusi kinerja dosen. Apresiasi ini sebagai langkah memotivasi dan mendorong perguruan tinggi vokasi untuk terus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satu aspek kinerja dosen berupa Kekayaan Intelektual merupakan capaian luaran kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.
 
Baca juga: Top! Ilmuwan Undip Raih IUPAP Early Career Scientist Prize 2022, Cuma 1 di Dunia Tiap Tahun

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan