Penghargaan juga diberikan lantaran ilmuwan telah melakukan penelitian fisika medis dalam waktu maksimal delapan tahun setelah lulus dari program doktor. Penghargaan hanya diberikan kepada satu orang di dunia setiap tahun.
Pemilihan penerima penghargaan dilakukan oleh panitia khusus yang terdiri atas ilmuwan terkemuka di dunia. Dilansir dari laman undip.ac.id, dalam kontribusinya pada bidang fisika medis, Anam telah melakukan riset komprehensif tentang dosis radiasi dan kualitas citra dari pesawat computed tomography (CT).
Anam bersama tim mengembangkan software untuk dosimetri CT yaitu IndoseCT dan image quality pada CT yaitu IndoQCT. Kedua software tersebut telah diunduh oleh mahasiswa, ilmuwan, dan peneliti dari sekitar 50 negara.
Hingga saat ini, Anam telah mempublikasi sekitar 200 paper. Sebanyak 50 di antaranya, ia menjadi penulis pertama dan hampir 100 di antaranya terindeks di Scopus.
Sebelumnya, Anam bersama tim pernah mendapatkan penghargaan dari Asosiasi Fisikawan Medik Amerika (AAPM) sebagai Best Paper untuk Medical Imaging Physics. Anam juga pernah mendapatkan penghargaan dua kali sebagai Outstanding Reviewer dari IOP Publishing.
Pada 2019, Anam pernah mendapatkan penghargaan Young Leader Awards dari Asosiasi Fisikawan Medik Asia Tenggara (SEAFOMP). Pada 2022, Anam bersama tim mendapatkan penghargaan terbaik dalam Inovasi Implementasi Optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi pada Paparan Medik pada acara Lokakarya dan Seminar Si-INTAN 2022 yang diadakan oleh BAPETEN.
Pada 2023, Anam juga mendapatkan penghargaan sebagai Trusted Reviewer dari IOP Publishing. Anam menerima langsung penghargaan IUPAP Early Career Scientist Prize pada acara International Conference on Medical Physics (ICMP) pada 6-9 Desember 2023 di Mumbai, India. Acara ini diselenggarakan dua tahun sekali.
Baca juga: Dosen Undip Kembangkan Teh untuk Obat Covid-19 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News