Sampai saat ini, pengobatan kolesterol melibatkan penggunaan obat-obatan kimia, seperti golongan statin yang dapat berisiko menimbulkan efek samping bila digunakan dalam jangka waktu panjang. Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF UI), Dr. apt. Nanang Yunarto, M.Si., menemukan tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) memiliki kemampuan menurunkan kadar lemak dalam darah.
Efek penurunan kadar lemak dalam darah ini disebabkan oleh kandungan katekin yang terdapat dalam daun gambir. Penelitian dilakukan di bawah bimbingan Guru Besar FFUI Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si., dan Prof. Dr. apt. Rani Sauriasari, M.Sc., serta Profesor Riset dengan Kepakaran Bidang Epidemiologi dan Biostatistik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. dr. Laurentia Konadi, M.S., Sp.GK.
Penelitian juga dilakukan uji klinik fraksi etil asetat daun gambir dalam bentuk tablet salut selaput. Produksi tablet salut selaput fraksi etil asetat daun gambir dilakukan pada skala produksi menggunakan fasilitas industri yang memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOTB) di PT Deltomed Laboratories.
Hasil uji klinik membuktikan kombinasi simvastatin 10 mg dan 2 tablet salut selaput fraksi etil asetat daun gambir (dosis 1000 mg) memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan meningkatkan kadar HDL. Dari sisi keamanan, penggunaan tablet ini aman selama 12 minggu, tidak memengaruhi fungsi organ vital, dan tidak menunjukkan efek samping merugikan pada pasien.
Dengan temuan ini, gambir berpotensi sebagai alternatif alami yang efektif dan aman untuk menangani masalah lemak darah tinggi. Temuan ini menunjukkan fraksi ekstrak daun gambir menjanjikan sebagai produk herbal fitofarmaka dan dapat menjadi alternatif efektif serta aman untuk menangani masalah lemak darah tinggi.
Indonesia sendiri memproduksi ekstrak gambir mencapai hampir 27.000 ton setiap tahun. Ketersediaan bahan baku ini sangat mencukupi untuk produksi produk fitofarmaka ekstrak daun gambir secara mandiri.
Hal ini dapat mendukung program pemerintah dalam percepatan pengembangan fitofarmaka dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku.
“Penelitian Nanang diharapkan dapat mendukung percepatan pengembangan produk fitofarmaka asli Indonesia, mengurangi ketergantungan impor bahan baku, serta memberikan wawasan kepada kita untuk mengolah bahan baku alam menjadi sediaan herbal yang aman bagi masyarakat,” ujar Berna dalam keterangan tertulis, Kamis, 25 Januari 2024.
Atas penelitian itu, Nanang memperoleh gelar Doktor Ilmu Farmasi dengan predikat Summa Cum Laude dalam sidang terbuka promosi doktor. Dalam penelitian ini, Nanang mendapatkan bantuan pendanaan penelitian dari Kemenkes RI sebesar Rp300 juta.
Dia berharap penemuannya ini dapat dikembangkan dan memberikan kebermanfaatan yang besar bagi perkembangan ilmu farmasi dan seluruh lapisan masyarakat.
Baca juga: Guru Besar UI Tegaskan Nyamuk Wolbachia Tidak Menginfeksi Manusia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id