Tapi ternyata, dua hal ini punya perbedaan penting, terutama dalam hal sanksi bagi yang melanggarnya. Apa perbedaan sanksi kebiasaan dan adat istiadat? Yuk simak penjelasannya berikut ini:
Sanksi kebiasaan
Kebiasaan adalah perilaku berulang kali sampai akhirnya dianggap lumrah di masyarakat. Contohnya, memberi salam saat bertemu, ikut kerja bakti di lingkungan, atau membantu tetangga yang sedang kesusahan.Dikutip dari Buku Sistem Hukum Indonesia, kebiasaan lahir dari kesadaran sosial, bukan dari aturan tertulis. Jadi, kalau ada yang melanggar kebiasaan, sanksi biasanya hanya berupa teguran atau rasa malu.
Misalnya, kalau seseorang tidak menyapa orang yang lebih tua, dia mungkin akan dianggap kurang sopan, tapi tidak akan mendapat hukuman berat. Artinya, sanksi dalam kebiasaan bersifat sosial dan ringan, lebih kepada penilaian masyarakat terhadap perilaku seseorang.
Sanksi adat istiadat
Berbeda dengan kebiasaan, adat istiadat mempunyai kedudukan lebih tinggi dan mengikat. Mengutip Buku IPS Kelas 4 SD terbitan Yudhistira, adat istiadat adalah tata kelakuan yang diwariskan turun-temurun dan menyatu dengan pola perilaku masyarakat. Artinya, adat bukan hanya tradisi, tapi sudah menjadi aturan sosial yang mengandung nilai moral, norma, bahkan hukum adat.Menurut ahli hukum adat, Mr. B. Ter Haar Bzn, hukum adat merupakan keseluruhan peraturan yang muncul dari keputusan para kepala adat dan berlaku spontan dalam masyarakat. Jadi, pelanggaran terhadap adat bukan sekadar soal sopan santun, tapi dianggap sebagai bentuk pelanggaran terhadap nilai budaya yang dijunjung tinggi.
Baca Juga :
3 Museum Ikonik di Jakarta yang Wajib Dikunjungi
Karena itu, sanksi adat istiadat cenderung lebih berat dan resmi. Sanksi adat istiadat bisa berupa:
- Sanksi sosial berat, seperti pengucilan dari masyarakat atau kehilangan status sosial.
- Sanksi materi, misalnya denda berupa uang atau barang.
- Sanksi spiritual, seperti kewajiban melakukan upacara adat untuk menebus kesalahan
Sanksi-sanksi ini biasanya ditetapkan oleh ketua adat atau tokoh masyarakat dan dijalankan bersama demi menjaga keharmonisan warga.
Nah, meskipun keduanya sama-sama mengatur perilaku, adat istiadat dan kebiasaan mempunyai daya ikat berbeda. Kebiasaan bisa hilang seiring waktu bila sudah tidak dilakukan lagi, sementara adat istiadat cenderung bertahan karena dianggap sakral dan bagian dari identitas budaya.
Adat istiadat bukan hanya soal aturan, tapi juga simbol rasa hormat terhadap leluhur dan nilai-nilai luhur yang diwariskan. Karena itulah, pelanggaran terhadap adat sering kali dianggap bukan hanya melukai masyarakat, tapi juga 'mengganggu keseimbangan' antara manusia dan alam atau roh leluhur.
Di era modern ini, banyak adat dan kebiasaan yang mulai bergeser karena pengaruh globalisasi dan gaya hidup baru. Namun, memahami perbedaan keduanya penting agar kita bisa tetap menghargai budaya tanpa kehilangan jati diri.
Kebiasaan mengajarkan kita untuk bersikap baik dalam kehidupan sehari-hari, sementara adat istiadat menjaga tatanan sosial yang lebih luas. Keduanya sama-sama berperan dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia yang beradab, sopan, dan berbudaya.
Jadi, Sobat Medcom, kalau ada yang bilang adat dan kebiasaan itu sama, sekarang sudah tahu bedanya, kan? (Syifa Putri Aulia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id