Panen padi hasil teknologi IPAT BO. DOK Unpad
Panen padi hasil teknologi IPAT BO. DOK Unpad

IPAT BO, Teknologi Bikinan Upad yang Buat Padi Jadi Bahagia

Renatha Swasty • 14 Maret 2023 11:28
Jakarta: Universitas Padjadjaran (Unpad) meluncurkan teknologi pertanian Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik atau IPAT BO. Teknologi yang dikembangkan Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad Tualar Simarmata ini membuat tanaman padi menjadi bahagia sehingga mampu menghasilkan panen sekitar 8–11 ton per satu hektare.
 
Tualar memaparkan teknologi IPAT BO merupakan teknologi pertanian padi yang mengutamakan pemanfaatan bahan organik yang tersedia lokal, dalam hal ini kompos jerami. Teknologi ini menitikberatkan pada manajemen kekuatan biologis tanah, tata air, manajemen tanaman, dan pemupukan berbasis organik terpadu.
 
Dikembangkan sejak 2007, ada empat temuan teknologi dari IPAT BO. Pertama, konsorsium dekomposer yang mengolah jerami menjadi kompos baik. Kedua, konsorsium pupuk hayati yang mengolah kompos jerami tersebut menjadi pupuk bagus. Tualar menyebut kedua teknologi itu
sebagai Koalisi Makhluk Halus.

Teknologi ketiga, konsorsium penataan tanah, serta keempat kombinasi teknologi nutri dengan cara pemupukan melalui daun. Tualar mengatakan empat gabungan teknologi ini mampu menghasilkan panen padi berkisar 8–11 ton untuk satu hektare sawah. Peningkatan hasilnya minimal 25 persen dibandingkan dengan sistem konvensional.
 
Selain empat teknologi tersebut, IPAT BO juga memiliki tiga jenis pengembangan, yaitu konvensional, super, dan ratun. IPAT BO konvensional mampu meningkatkan produksi padi berkisar 8–11 ton, sedangkan jenis super mampu meningkatkan produksi hingga 10-12 ton.
 
Sementara itu, teknologi ratun memungkinkan bibit padi bisa ditanam 3–4 kali setahun. Melalui teknologi ini, padi yang sudah dipangkas saat dipanen dapat tumbuh lagi dalam tiga bulan mendatang. Hal ini bisa menghemat petani tidak membeli bibit lagi saat masa panen dimulai.
 
“Empat teknologi ini sudah mendapatkan penghargaan Menristekdikti pada 2014 sebagai 100 inovator terbaik Indonesia. Kemudian pada 2016, teknologi ini kembali dapat penghargaan sebagai 10 Inovator Terbaik Indonesia,” beber Tualar.
 
Tualar mengatakan kunci peningkatan produktivitas padi dalam IPAT BO terletak pada kesuksesannya membuat padi menjadi bahagia. Tualar mengembangkan sistem tanah berpasangan atau twin seedling atau jejer manten agar padi menjadi bahagia.
 
Sebelum padi ditanam berpasangan, lahan yang menjadi tempat tumbuhnya dibenahi dengan teknologi Koalisi Makhluk Halus. Selanjutnya, padi dilakukan pemupukan terpadu dengan cara pemupukan melalui daun tersebut.
 
Hasil ini yang menjadikan padi dengan teknologi IPAT BO mampu meningkat produktivitas menjadi minimal 25 persen dibandingkan dengan teknik konvensional.
 
Tualar mengatakan teknologi ini telah banyak diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Dia memastikan teknologi ini dapat diterapkan di berbagai wilayah melalui penyesuaian dan permintaan konsumen (petani).
 
“Ada peningkatan teknologi spesifik lokasi dan kita ikuti konsumennya seperti apa, kita buat sesuai permintaan,” ujar Tualar.
 
IPAT BO merupakan teknologi yang berbasiskan penyelesaian masalah di masyarakat, adaptasi terhadap perubahan iklim, serta banyak berbasis bahan lokal dan organik. Tualar menyebut ke depan riset IPAT BO akan dikembangkan berupa integrasi dengan perangkat teknologi IoT sehingga proses pertanian menjadi lebih efektif dan dapat mengundang minat generasi muda terjun ke dunia pertanian.
 
“Kita akan gunakan SPLPP Faperta Unpad jadi pusat pengembangan teknologinya,” ujar Tualar.
 
Rektor Unpad Rina Indiastuti mengapresiasi teknologi IPAT BO yang sudah dikembangkan Faperta Unpad. Pengembangan riset sudah menyangkut cara memperlakukan makhluk hidup dengan bijaksana.
 
Ini juga merupakan teknologi komprehensif yang mampu menjawab tantangan di masa depan. Rina mengatakan di masa depan produk-produk yang digunakan di masyarakat basisnya merupakan hasil riset.
 
“Riset pertanian di IPAT BO tidak hanya mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi mengawinkan dengan teknologi, serta disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini menjadikan riset ini berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau iptek serta menjawab kebutuhan masyarakat,” kata Rina.
 
Baca juga: Guru Besar Unpad Ungkap Potensi Senyawa Peptida dalam Pengembangan dan Penemuan Obat

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan