Dia menuturkan untuk mewujudkan perempuan yang berpengetahuan luas diperlukan dukungan dari lingkungan sekitar. “Wanita membutuhkan dukungan dari berbagai pihak termasuk lembaga tempatnya berkarya,” kata Sri diktuip dari laman its.ac.id, Jumat, 22 April 2022.
Sri menuturkan ITS berupaya menciptakan atmosfer yang mendukung seluruh sivitas akademik. Bentuk dukungan yang juga memiliki visi memberantas kesenjangan gender itu melalui pemberian bantuan pengembangan diri dan organisasi yang telah dipetakan oleh DSDMO.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Beberapa periode ke belakang, kami berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan ruang yang sama antargender,” ujar Sri.
Dia mengatakan ruang yang sama antargender tersebut tercermin pada rasio dosen dan tendik wanita, yaitu sekitar satu banding dua dengan laki-laki per 2022. Peran perempuan di ITS dalam perkembangan inovasi dan riset juga makin digencarkan.
Dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS ini percaya ketekunan, kesabaran, kegigihan, dan kemampuan multitasking perempuan merupakan kekuatan luar biasa dalam proses sebuah riset. Dukungan ITS pada perempuan peneliti dibuktikan dengan dipercayainya Sri Fatmawati menjadi pemimpin Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) periode 2020-2022 di skala nasional.

Dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS Sri Fatmawati. DOK ITS
Tak hanya itu, bersama ITS, Dosen Departemen Kimia ini berhasil menginisiasi Organization for Woman in Science in the Developing World (OWSD) Indonesia National Chapter, organisasi saintis perempuan yang memiliki visi luar biasa bagi kemajuan sains di Indonesia.
Sri menyebut masih ada ruang perbaikan dan ITS akan terus berupaya memberikan ruang bagi perempuan peneliti mengeksplorasi diri. Sri berharap ITS akan menjamin hak dan peluang yang setara yang tidak hanya menjadi sebuah slogan. Dia juga berharap perempuan Indonesia menjadi cahaya yang tak pernah pudar.
“Tetap semangat untuk maju, terlebih di tengah transformasi industri di Indonesia sebagai tonggak kebangkitan ilmu pengetahuan,” tutur dia.
Sri menekankan kesetaraan gender bukan hanya sebatas menjadi sebuah hak, melainkan prasyarat yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan dalam hal pembangunan. Dia menuturkan bila wanita dan laki-laki memiliki kesempatan, kapasitas dan suara yang setara, maka kesetaraan gender akan tercapai.
Baca: Menjadi Kartini, Menjadi Perempuan Berkarya dan Berdaya