Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Presidensi G20, Transformasi Sistem Pendidikan Harus Jadi Prioritas

Citra Larasati • 15 Februari 2022 18:31
Jakarta:  Sistem pendidikan Indonesia perlu terus bertransformasi untuk beradaptasi terhadap disrupsi akibat pandemi covid-19 dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan itu sendiri. Presidensi Indonesia pada G20 diharapkan bisa memprioritaskan hal ini lewat empat agenda.
 
“Pandemi covid-19 menunjukkan banyak permasalahan yang selama ini tidak kelihatan dan evaluasi yang didapat dari pembelajaran jarak jauh harus menjadi masukan untuk mempercepat transformasi sistem pendidikan menjadi adaptif dan resilien,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies Nadia Fairuza, Selasa, 15 Februari 2022.
 
Empat agenda Indonesia yang akan turut dibahas G20 di bawah kepemimpinan Indonesia tahun ini adalah adalah pendidikan bermutu untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta masa depan dunia kerja pascapandemi.

Keempat agenda ini sangat berkaitan satu sama dan lain. Akses pendidikan bermutu dapat didukung teknologi melalui kemitraan antara pemerintah dan pihak swasta.
 
Pendidikan bermutu akan mendukung terciptanya sumber daya manusia kompeten yang dapat menjawab tantangan masa depan pascapandemi.  Dari sisi pembelajaran, sistem pendidikan Indonesia perlu fokus pada penguasaan kompetensi dasar siswa seperti foundational (dasar), transferable, digital dan job-specific.
 
Keterampilan dasar mencakup kemampuan berhitung dan literasi, transferable adalah kemampuan seperti berpikir kritis, kepemimpinan serta komunikasi, digital mencakup literasi digital yang memungkinkan siswa mengikuti perubahan dalam kebutuhan industri sedangkan keterampilan terakhir adalah yang khusus dibutuhkan berbagai pekerjaan di industri.
 
“Berbagai kompetensi yang dibutuhkan saat ini, terutama yang berkaitan dengan kompetensi teknologi dan digital membutuhkan kemampuan literasi dan numerasi yang baik,” jelasnya.
 
Penguasaan keempat keterampilan ini sangat penting untuk meningkat produktivitas, dan membantu siswa membangun dan mengembangkan kompetensi lain. Contohnya, keterampilan berpikir kritis, akan memungkinkan siswa menghubungkan ide secara logis, dan memecahkan masalah kompleks dengan cara yang efektif dan inovatif.
 
Pembelajaran jarak jauh yang sempat dilakukan sebelum pembelajaran tatap muka terbatas telah menunjukkan keragaman lanskap pendidikan, dengan ketersediaan infrastruktur digital dan konektivitas internet yang berbeda di berbagai daerah. Data APJII tahun 2020 menunjukkan penetrasi internet yang sudah mencapai 73 persen tetapi 56 persen dari total tersebut terkonsentrasi di pulau Jawa.
 
Baca juga:  Penanganan Bersama dan Teknologi Perperan Sentral Dalam Pemulihan Pendidikan
 
Data ini jelas menunjukkan adanya kesenjangan dalam akses internet bagi masyarakat di luar Jawa.  "Kemungkinan untuk membangun kemitraan antara pemerintah dengan swasta di sektor pendidikan, khususnya untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas pembelajaran jarak jauh perlu dipertimbangkan,” ungkapnya.
 
Pembangunan infrastruktur dan teknologi pendidikan yang merata di berbagai daerah merupakan komitmen pemerintah yang wajib diwujudkan untuk memperkecil kesenjangan pendidikan antar daerah. Akses infrastruktur pendidikan yang merata berdampak pada partisipasi belajar siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan