Monumen Dwija Monabrata Pratistha ini diresmikan langsung oleh Rektor UB, Nuhfil Hanani dan Dekan FK UB, Wisnu Barlianto. "Seorang dokter harus tahu anatomi tubuh manusia yang sesungguhnya karena hal tersebut tidak bisa hanya belajar buku saja," kata Wisnu Barlianto.
Wisnu menambahkan, arti Dwija Monabrata Pratistha bermakna Guru Bersemayam Dalam Diam.
"Jadi meskipun mereka adalah jenazah tapi sudah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa FK sehingga kita sebut sebagai guru yang bersemayam dalam diam," ujarnya.
Monumen Dwija Monabrata Pratistha diletakkan di kompleks pemakaman UB Karang Ploso, Kabupaten Malang. Selain monumen, jenazah yang sudah selesai digunakan, juga dikuburkan di lokasi tersebut.
"Kadaver tersebut bukan sampah atau apa. Itu adalah jenazah sehingga kita melakukan proses yang sesuai dengan agama. Kita kuburkan di kompleks pemakaman UB," jelasnya.
Selain Monumen Dwija Monabrata Pratistha, Rektor dan Dekan FK juga meresmikan Masjid Nuursy Syifa dan Ruang Research Innovation Public Service And Publication Information (RIIPI) serta Lab and Dep Ilmu Faal.
"Masjid Nuursy Syifa artinya cahaya penyembuh. Harapannya kita lulusan FK bisa menjadi tenaga kesehatan dalam membantu penyembuhan pasien. Selain itu, diharapkan melalui pembangunan masjid ini civitas akademika FK senantiasa tidak hanya sehat secara fisik tapi juga spiritual," kata Wisnu.
Baca juga: Yuk Belajar! Ini Cara Membuat Akun Google Scholar dan Panduan Mencari
Sementara itu, Rektor UB, Nuhfil Hanani, menambahkan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah tapi juga mengembangkan ilmu-ilmu berkaitan dengan agama.
"Mudah-mudahan dengan diresmikannya masjid digandeng dengan persemian lab bisa dikawinkan kepentingan agama dengan ilmu sehingga bisa menjadi sangat baik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News