Yuk kita pahami lebih jauh soal wahyu mulai dari pengertian, karakter, dan proses turunnya dikutip dari laman nu.or.id:
Pengertian wahyu
Dalam pandangan Imam Jalaluddin As-Suyuti, penggunaan kalimat-kalimat yang indah dan ungkapan-ungkapan yang penuh dengan sastra adalah bentuk mu’jizat Al-Qur’an sebagai respons dari peradaban Arab pada masa Arab yang penuh dengan nilai sastra.Meskipun diturunkan di daerah Arab dan berinteraksi dengan budaya Arab, bukan berarti Al-Qur’an menjadi bagian dari budaya Arab. Hal tersebut disebabkan orisinalitas dan otentisitas Al-Qur’an dijaga langsung oleh Allah, sebagaimana firman-Nya dalam Surat al-Hijr 9:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”.
Imam Ibnu Jarir at-Thabari dalam tafsirnya menjelaskan kesucian Al-Qur’an dari penambahan dan pengurangan atas ayat yang ada di dalamnya, serta ayat Al-Qur’an tidak akan mengandung kebatilan. Yang demikian menandakan bahwa turunnya Al-Qur’an selalu dijaga dan terpelihara dari sifat-sifat negatif.
Karakter wahyu
Imam Zarqani dalam karyanya Manahil Irfan fi Ulum Al-Qur’an menjelaskan ada empat karakter makna wahyu yang terdapat dalam Al-Qur’an.1. Wahyu mempunyai makna ilham yang bersifat fitri
Sebagaimana firman Allah dalam QS al-Qashash ayat 7:
Artinya: Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; ‘Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul’.
2. Wahyu dalam Al-Qur’an berkaitan dengan naluri pada binatang
Hal ini seperti dalam QS an-Nahl 68-69:
Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia’.
Baca juga: Pengertian Suhuf Serta 5 Nabi yang Menerimanya |
3. Wahyu mempunyai arti bisikan jahat
Bisikan jahat ini, baik bersumber dari setan, jin, maupun manusia. Surat al-An’am ayat 112 menyatakan:
Artinya: Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
4. Wahyu bermakna memberikan isyarat, tanda dan simbol
Hal ini terdapat dalam Surat al-Maryam ayat 11:
Artinya: Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.
Proses turunnya wahyu
Wahyu yang diturunkan pada Nabi Muhammad mempunyai beberapa model atau cara. Secara umum, para ulama berpendapat proses turunnya wahyu pada Nabi melalui dua cara, yaitu al-inzal dan at-tanzil. Berikut penjelasannya:1. Al-inzal
Proses turunnya Al-Qur’an diyakini berasal dari lauhul mahfudh ke langit dunia. Konsep ini merupakan proses di luar nalar karena tidak memerlukan dimensi waktu.2. At-tanzil
Ini adalah proses turunnya Al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW. Pada konsep ini, Nabi harus menerima dengan beragam kondisi karena faktor manusiawi, semisal kedinginan atau terasa seperti bunyi lonceng.Menurut ulama, ada tiga kategori proses turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu:
1. Ilham
Cara ini adalah salah satu pengalaman Nabi ketika dalam keadaan terjaga maupun tidur seperti hadis Nabi yang diriwayatkan Aisyah.“Pertama kali Rasulullah menerima wahyu adalah dalam mimpi yang benar pada waktu tidur. Beliau tidak melihat mimpi itu, kecuali datang seperti cahaya subuh”.
2. Langsung
Hal ini hanya sekali ketika Nabi mi’raj, di mana Nabi menerima perintah langsung tanpa perantara malaikat Jibril.3. Melalui perantara malaikat Jibril
Jibril menyampaikan wahyu Allah berupa makna (ide), kemudian Nabi mengungkapkan sendiri lafadhnya. Adapula yang makna dan redaksinya langsung datang dari malaikat Jibril.Tidak semua orang dapat menangkap eksistensi wahyu Al-Qur’an kecuali Nabi Muhammad SAW. Namun, hal ini tidak mengurangi sedikitpun keaslian atau otentisitas wahyu Al-Qur’an yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
Sebab, Al-Qur’an memberikan argumentasi bahwa Al-Qur’an telah tertanam dalam hati Nabi, sebagaimana QS as-Syu’ara ayat 192-195.

Artinya: Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.
Itulah penjesalan soal wahyu. Semoga informasi ini bermanfaat yaa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id