Tanggal 1 Mei telah menjadi simbol perjuangan kelas pekerja di seluruh dunia, namun sedikit yang mengetahui bagaimana sejarahnya. Yuk, simak artikel yang dikutip dari laman Ditjen SMP berikut ini
Perjuangan Kelas Pekerja
Hari Buruh lahir dari perjuangan kelas pekerja yang tak kenal lelah untuk meraih hak-hak mereka di tengah perubahan kapitalisme industri. Pada awal abad ke-19, di Eropa Barat dan Amerika Serikat, kondisi kerja yang buruk, intensitas jam kerja yang tinggi, dan upah yang minim memicu perlawanan dari para pekerja.Pada tahun 1806, pemogokan pertama di Amerika Serikat oleh pekerja Cordwainers menandai awal perjuangan untuk mengurangi jam kerja. Perjuangan ini terus bergulir, didorong oleh tokoh seperti Peter McGuire dan Matthew Maguire, yang memimpin aksi mogok dan berbicara atas nama pekerja untuk tuntutan jam kerja yang lebih manusiawi.
Parade dan Perlawanan
Pada tahun 1882, McGuire memimpin parade Hari Buruh pertama di New York, menuntut jam kerja delapan jam sehari. Parade ini menjadi inspirasi bagi gerakan serupa di seluruh negara bagian. Oregon menjadi negara bagian pertama yang mengakui Hari Buruh sebagai hari libur umum pada tahun 1887.Peristiwa penting terjadi pada tanggal 1 Mei 1886, ketika 400.000 buruh di Amerika Serikat menggelar demonstrasi untuk menuntut jam kerja delapan jam. Peristiwa tragis di Haymarket Square, Chicago, di mana para demonstran ditembaki oleh polisi, mengukir peringatan yang mendalam akan perjuangan pekerja. Pada hari itu, ratusan pekerja tewas, dan pemimpin gerakan dihukum mati, menjadikan mereka martir bagi perjuangan buruh.
Perayaan Internasional
Pada tahun 1889, Kongres Sosialis Dunia memutuskan untuk memperingati Hari Buruh secara internasional pada tanggal 1 Mei. Resolusi ini memicu perayaan May Day di seluruh dunia, di mana pekerja bersatu dalam tuntutan jam kerja yang lebih adil dan hak-hak lainnya.Di Indonesia, peringatan Hari Buruh dimulai pada tahun 1920. Namun, di masa pemerintahan Orde Baru, peringatan Hari Buruh dikaitkan dengan gerakan komunis dan dihapus sebagai hari libur nasional. Meskipun demikian, setelah jatuhnya rezim tersebut, peringatan May Day kembali marak di Indonesia sebagai wujud solidaritas pekerja.
Hari Buruh bukan hanya tentang mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga tentang memperkuat solidaritas di antara pekerja dan terus memperjuangkan hak-hak mereka. Meskipun tantangan masih ada, perayaan May Day menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran akan pentingnya hak-hak pekerja dalam masyarakat.
Meskipun kita mungkin tidak merayakan Hari Buruh Sedunia dengan cara yang sama seperti generasi sebelumnya, namun penting untuk menghargai artinya. Tanggal 1 Mei adalah momen untuk memperingati perjuangan pekerja di masa lalu, mengeksplorasi isu-isu yang masih relevan saat ini, dan menginspirasi aksi positif di masa depan.
Dengan memahami dan menghargai perjuangan tersebut, Sebagai remaja memiliki kesempatan untuk turut berperan dalam membangun dunia yang lebih adil dan merata bagi semua orang. Selamat Hari Buruh Sedunia!
Baca juga: IISMA-E, Mahasiswa Punya Latar Belakang Wirausahawan Ayo Merapat! |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News