"Di Kota Pontianak hingga saat ini sudah ada 36 sekolah inklusi yang siap untuk menerima anak-anak berkebutuhan khusus," kata Edi Rusdi Kamtono usai menerima kunjungan Dewan Pendidikan Nasional Provinsi Kalbar, Senin, 1 November 2021.
Ia menambahkan kunjungan kerja Dewan Pendidikan Nasional Provinsi Kalbar ke Kota Pontianak untuk memastikan implementasi pelaksanaan sekolah inklusi di Kota Pontianak. Prinsipnya, kata dia, Pemkot Pontianak terus berupaya memperbaiki sekolah-sekolah inklusi untuk mewujudkan Program Merdeka Belajar yang digagas pemerintah pusat.
"Kita juga ada Autis Center dan TK serta PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk menerima anak berkebutuhan khusus," ungkapnya.
Baca: Kemendikbudristek Beri Pendampingan Kepala Sekolah di Sekolah Penggerak
Namun, kata Edi, tidak seluruh sekolah bisa menerapkan sekolah inklusi karena sarana dan prasarana serta guru pendamping khusus harus dipersiapkan. Ia mengatakan, menjadi guru pendamping khusus di sekolah inklusi, dibutuhkan keterampilan dan sertifikasi.
Selain itu, sekolah inklusi juga harus bisa diakses bagi anak berkebutuhan khusus. Serta, harus mengutamakan keamanan bagi anak berkebutuhan khusus sehingga terhindar dari kecelakaan.
"Ruang khusus bagi anak-anak tersebut untuk bermain juga harus disiapkan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Pendidikan Dasar Provinsi Kalbar, Kristianus menjelaskan pihaknya melakukan pertemuan dengan Wali Kota Pontianak membahas pendidikan inklusi dan Program Merdeka Belajar. Khusus pendidikan inklusi, pihaknya melakukan monitoring di tingkat PAUD dan Sekolah Dasar.
Baca: Jumlah Sekolah Inklusi di Padang Terus Melejit
"Hari ini kami mendapatkan gambaran bahwa di Kota Pontianak sebetulnya hal ini sudah dilakukan selama dua tahun terakhir. Jadi ini menurut kami merupakan suatu progres yang bagus untuk pendidikan inklusi dan Merdeka Belajar di Kota Pontianak," ujar Kristianus.
Dia menambahkan, pendidikan inklusi dan Merdeka Belajar merupakan program pemerintah pusat untuk dilaksanakan di daerah-daerah, namun masing-masing daerah memiliki keterbatasan. Kendala umum yang dihadapi adalah terkait tenaga guru, fasilitas sekolah dan konsep pendidikan dasar inklusi.
"Selama ini pendidikan inklusi itu untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Kita tahu semua warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak baik normal maupun memiliki kebutuhan khusus," kata Kristianus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id