Komunitas tersebut sadar anak yatim piatu membutuhkan pendamping tambahan dalam belajar akibat sekolah dilakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Adik-adik kita di yayasan panti asuhan ini enggak punya banyak pendamping untuk belajar,” kata pendiri Rumah Sandar, Mutia Hanuun Ufaira Akbar, dikutip dari Medcom.id, Kamis, 30 September 2021.
Rumah Sandar menerima relawan pengajar dari berbagai daerah di Indonesia. Tiap pengajar akan mendampingi satu murid yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran sekolah.
“Satu pengajar itu satu adik, karena adik kesulitan materi jadi mengajarkannya sesuai dengan kesulitan adik-adik,” jelas Mutia.
Baca: KPAI Desak Kualitas Belajar Jarak Jauh Ditingkatkan, PTM untuk Kejar Materi
Kegiatan belajar mengajar ini dilakukan dua kali dalam seminggu dengan waktu yang ditentukan oleh murid dan pengajar. Para relawan akan mengajar dalam satu periode pengajaran dengan durasi tiga bulan.
Saat ini, ada sekitar 400 anak dari yayasan panti asuhan di Indonesia yang mengikuti kegiatan ini. Namun, Rumah Sandar masih mengalami banyak kendala dalam kegiatan pengajaran daring yakni, jaringan dan kuota internet.
“Karena kita pengajarannya juga online, pasti yang menjadi kendala pertama adalah jaringan dan kuota internet,” tutur Mutia.
Mutia berharap program Rumah Sandar dapat membuat anak-anak panti asuhan lebih nyaman dalam belajar. Sehingga, anak-anak di yayasan yatim piatu mendapatkan pendidikan yang layak. (Nuansa Islami)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id