PJJ Ala Yayasan Begawan Ajak Murid Jadi Pejuang Lingkungan. Foto: Dok. Yayasan Begawan
PJJ Ala Yayasan Begawan Ajak Murid Jadi Pejuang Lingkungan. Foto: Dok. Yayasan Begawan

Belajar dari Rumah Sambil Ajak Murid Jadi Pejuang Lingkungan

Muhammad Syahrul Ramadhan • 05 Juni 2020 21:26
Jakarta: Yayasan Begawan melalui Pusat Belajar yang dimilikinya mengajak murid-muridnya menjadi pejuang lingkungan selama kegiatan pembelajaran dari rumah di tengah pandemi covid-19 ini. 
 
Dengan motto ‘Belajar Dengan Melakukan’ (Learning by Doing) mampu mendorong murid-murid untuk mengekspresikan opini dan ide, serta berpartisipasi secara aktif dalam memberikan solusi atas isu-isu lingkungan di sekitar mereka.  Yayasan Begawan merupakan Lembaga Swadaya Masyrakat (LSM) yang bekerja untuk konservasi  burung Jalak Bali.
 
Begawan tak hanya memiliki Pusat Penangkaran dan Pelepasliaran untuk merawat burung-burung, namun juga mempunyai Pusat Belajar.  Pusat Belajar Yayasan Begawan ini memberikan layanan edukasi secara gratis kepada anak-anak sekitar Payangan dari hari Senin sampai Jumat.

Namun dengan adanya pandemi covid-19 ini kegiatan belajar diganti dari rumah dan digelar secara daring.  “Mengganti sistem pembelajaran kegiatan di rumah dan online sejak pertengahan Maret. Mendorong murid-murid untuk mengekspresikan opini dan ide mereka, serta berpartisipasi secara aktif dalam memberikan solusi atas isu-isu lingkungan di sekitar mereka,” jelas Marketing dan Media Officer Yayasan Begawan, Seruni Soewondo dalam siaran pers yang diterima Medcom.id, Jumat, 5 Juni 2020.
 
Baca juga:  SMPN 52 Merelaksasi Jumlah Mata Pelajaran Selama Pandemi
 
Lebih lanjut Seruni menjelaskan, metode pembelajaran yang dilakukan murid dengan mengambil pedoman pembelajaran di depan kantor Yayasan Begawan setiap hari Minggu dan meletakkan PR dari minggu sebelumnya. Selain itu juga menggunakan grup Whatsapp untuk berbagi informasi terkait pembelajaran.
 
“Berkurangnya kontak fisik bukan berarti berkurang kontak emosional dan tidak ada pembelajaran atau kegiatan,” ujarnya.
 
Ia pun mengungkapkan, tim edukasi Yayasan terus memastikan murid-murid masih bisa melakukan kegiatan di rumah meskipun mereka tidak lagi belajar bersama di Pusat Belajar. Tim edukasi Yayasan merancang kegiatan dan pelajaran yang bisa dikerjakan di rumah, termasuk percobaan sains, berkebun di rumah, membantu keluarga melakukan pekerjaan rumah, dan kegiatan refleksi.
 
“Memastikan anak-anak tetap belajar dan bahagia dengan metode pembelajaran yang baru ini merupakan sebuah tugas untuk tim edukasi Yayasan,” imbuhnya.
 
Untuk pedoman pembelajaran di rumah yang diberikan mencakup penjelasan materi, dan juga alat yang dibutuhkan beserta langkah-langkah percobaan. Sehingga memudahkan para murid untuk mengikuti dan memberikan kesempatan untuk para orang tua untuk membantu dan berpartisipasi.
 
Percobaan yang dilakukan pun dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.  “Beberapa percobaan sains yang mereka lakukan adalah membuat gunung merapi, membuat kompas, membuat jam matahari, membuat tinta ajaib dari jeruk lemon, membuat percobaan telur mengapung, membuat telur asin, sampai percobaan gunung meletus,” terangnya.
 
Sementara untuk kelas daring, dibuka setiap pukul 13.00 melalui Whatsaap. Dalam kelas tersebut murid dapat bertanya apa saja yang belum dipahami dari pedoman pembelajaran.
 
Semua kegiatan harian mereka di rumah dapat menggantikan penghitungan kehadiran mereka. Jika mereka mengerjakan tugas harian yang diberikan, maka mereka dianggap hadir pada hari itu. Kehadiran inilah yang nantinya dihitung untuk dimasukkkan ke dalam daftar hadir mereka. 
 
“Jadi, walaupun tidak bisa bertemu, catatan kehadiran dan keikutsertaan mereka dalam kegiatan-kegiatan edukasi tetap dapat dimonitor. Para orang tua pun aktif mendukung, dengan tetap mengantarkan anaknya mengambil dan mengumpulkan tugas harian, mengirimkan foto-foto kegiatan anak mereka di rumah,” jelasnya.
 
Selain itu, Pusat Belajar Yayasan Begawan ini juga mempunyai kegiatan menarik lainnya seperti refleksi diri.  Murid melakukan meditasi singkat selama 5 menit di pagi hari dan di malam hari sebelum tidur. 
 
Dalam meditasi, jelas Seruni, anak-anak belajar mengamati napas dan meniatkan hal-hal baik yang ingin mereka alami sepanjang hari. Anak-anak juga disarankan melakukan perilaku baik atau menolong diri sendiri maupun orang lain.
 
Kemudian di malam hari, anak-anak mendapatkan tugas menuliskan dalam catatan hariannya mengenai  hal-hal yang paling disyukuri sepanjang hari dan kebaikan yang telah mereka lakukan. 
 
“Mereka juga bermeditasi menyadari tubuh dan mengucapkan terima kasih kepada setiap organ tubuh karena telah melakukan berbagai aktivitas sepanjang hari. Kegiatan di rumah memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bersyukur, dan menghilangkan rasa stres yang bisa timbul dari masa-masa genting ini,” ungkpanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan