"Kalau Saya, selalu tidak puas. Saya waktu pertama kali berbicara ke eselon 1 Saya, Saya beri peringatakan kepada Mereka bahwa Saya tidak pernah puas. Jangan harapkan Saya pernah puas," kata Nadiem dalam Live Instagram @tempodotco, Sabtu, 11 Juli 2020.
Atas dasar ketidakpuasannya itu, Nadiem meminta para pejabatnya untuk terus bekerja lebih keras. Dia sadar, tak semua keputusan yang dia ambil dapat diterima positif di tengah masyarakat.
"Kita lakukan itu pasti ada orang yang tidak setuju, bagi Saya dan tim Saya ini adalah tekanan yang sangat tinggi. Jadi esensinya adalah terus saja, itu yang terpenting jalan saja kita enggak apa-apa," sambungnya.
Baca juga: Nadiem Mengaku 'Frustasi' Urus Pendidikan Indonesia
Bagi Nadiem, menjadi menteri merupakan tugas yang berat. Bahkan membuat dia menjadi frustasi. Terlebih, ini pengalaman pertamanya di dunia pendidikan.
"Ini pertama kali Saya masuk pemerintahan, pertama kali di sektor pendidikan, pertama kali mengalami pandemi semua di saat yang bersamaan. Yang terpenting kita tidak putus asa, meski banyak yang bikin kita frustasi pada administrasi, regulasi, dan berbagai macam hal," terangnya.
Dia berjanji akan terus memperbaiki dunia pendidikan. Sisanya penilaian akan kembali kepada masyarakat, dan menyerahkan rapor kerjanya kepada Presiden Joko Widodo.
"Menurut Saya, Saya tidak berhak menilai kinerja sendiri. Yang berhak menilai kinerja Saya ada dua. Pertama Pak Presiden dan kedua masyarakat Indonesia. Itu adalah kedua penilai kinerja Saya," tutup Nadiem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News