Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Sahiron, menyebut program MoRA The Air Funds sebagai langkah strategis dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 yang menuntut sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing tinggi, terutama saat Indonesia memasuki masa bonus demografi.
“Program ini menjadi terobosan penting bagi Kementerian Agama RI dalam kerangka menyelesaikan problem-problem kemasyarakatan, Keagamaan dan kebangsaan berbasis riset. Lahirnya program ini didasarkan pada pertimbangan atas tantangan dunia Pendidikan Tinggi Keagamaan (PTK) dan Ma’had Aly yang kian hari kian komplek. Tidak saja masalah perluasan akses, tetapi juga peningkatan mutu dan daya saing,” ungkap Sahiron, dikutip dari laman Kemenag pada 30 oktober 2025
4 Fokus Riset Prioritas
MoRA The Air Funds memiliki empat fokus riset utama. Pertama, bidang sains dan teknologi dengan pendanaan maksimal Rp2 miliar per proyek. Kedua, bidang sosial humaniora, ekonomi dan lingkungan, serta kebijakan layanan pendidikan dan keagamaan, masing-masing memiliki dana maksimal Rp500 juta per proyek.Skema ini menyesuaikan kebutuhan tiap disiplin ilmu. Bidang sosial humaniora meliputi pendidikan transformatif, demokrasi dan identitas bangsa, budaya keberagamaan, hukum, media digital, kesejahteraan sosial, hak perempuan dan anak, karakter bangsa, hingga pariwisata berkelanjutan.
Bidang sains dan teknologi fokus pada hilirisasi sains, pengembangan teknologi, kedokteran, pertanian, kemaritiman, transportasi, kebencanaan, pertahanan, big data, hingga pemanfaatan kearifan lokal dalam penelitian.
Bidang ekonomi dan lingkungan mencakup ekonomi syariah, green economy, pengelolaan sumber daya laut, manajemen limbah, UMKM berbasis perempuan, dan ekonomi kreatif.
Bidang kebijakan layanan pendidikan dan keagamaan mencakup evaluasi dan pengembangan kebijakan di madrasah, pesantren, pendidikan agama, layanan haji dan umrah, jaminan produk halal, serta moderasi beragama.
| Baca juga: Beasiswa Cendekia BAZNAS 2025 Dibuka untuk ke Timur Tengah, Cek Syarat dan Jadwalnya! | 
Tahapan dan Pendaftaran
Proses program dimulai dari submit proposal, evaluasi desk, penetapan, hingga pelaporan, yang semuanya dilakukan secara paperless melalui platform eRISPRO-LPDP. Pendaftaran diumumkan sejak 13 Oktober 2025 dengan periode submit proposal 23 Oktober hingga 7 November 2025.Program ini diharapkan dapat mendorong penelitian berkualitas, memperkuat kolaborasi antar institusi pendidikan tinggi keagamaan, serta mendukung RPJMN 2025-2029 untuk penurunan kemiskinan, peningkatan sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dan hilirisasi riset yang berbasis bukti. (Syifa Putri Aulia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
 
   
	 
											 
											 
											