"Kita mesti punya cara yang baru, terobosan baru, pendidikan kita dorong setinggi mungkin, sebanyak mungkin serelevan mungkin dengan masyarakat dan industri, perlu juga industri dibangun dalam bersamaan, paralel," kata Satryo dalam program Kontroversi Metro TV dikutip Senin, 6 Januari 2025.
Satryo menyebut pembangunan paralel penting sebab terjadi satu hal dilematis saat ini, khususnya antara lulusan dan kebutuhan industri. Menurutnya, industri di Indonesia memiliki teknologi relatif rendah.
Baca juga: Mendiktisaintek Upayakan Pendidikan Tinggi Mampu Membangun Ekonomi |
Sementara itu, lulusan perguruan tinggi terbilang memiliki kemampuan hebat. "Kita enggak punya hightech di industri, akibatnya lulusan yang hebat ini, enggak mau juga kerja di industri yang teknologinya masih rendah," ujar dia.
Di samping itu, industri juga tampak enggan menerima pegawai dengan kualifikasi tinggi. Industri memiliki kecendrungan memilih pegawai dengan kualifikasi lulusan di bawah S1.
"Industri yang merekrut pegawai dia juga tidak mau sarjana yang hebat karena dia mau kalau bisa rekrut SMK aja, kan lebih murah bayarnya, itu jadi ini dilematis," ungkap Satryo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News