“Dengan berkembangnya visi komputer dapat menghasilkan AI yang lebih akurat dalam pekerjaannya,” kata Nanik saat menyampaikan orasi ilmiah pengukuhan guru besar ke-161 ITS dalam keterangan tertulis, Senin, 14 Agustus 2023.
Nanik menjelaskan visi komputer merupakan bidang ilmu yang meniru kemampuan manusia dalam melihat dan memahami lingkungan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Sensor kamera membantu AI untuk merekam informasi visual berupa gambar.
Selanjutnya, data tersebut diolah dengan berbagai teknik pemrosesan, seperti deep learning, machine learning, dan lain-lain untuk menghasilkan pemahaman terhadap isi informasi yang diterima AI. Dia mengungkap beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam bidang ilmu Visi Komputer.
Beberapa penelitian tersebut mencakup Pengembangan Model Pengenalan Jenis Ikan, Pengembangan Model Deteksi Aksara Bali pada Naskah Lontar, dan Pengembangan Model Pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia. “Implementasi bidang ini bisa berbagai macam tapi penelitian saya berfokus pada tiga bidang,” papar dosen Departemen Teknik Informatika ini.
Dosen yang pernah mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya XX dari Presiden Republik Indonesia ini juga mengatakan penelitiannya perihal pengenalan jenis ikan membahas delapan jenis ikan konsumsi. Visi komputer digunakan untuk mengenal jenis ikan, tingkat kesegarannya, dan lain-lain.
Pengembangan pengenalan ini memungkinkan peneliti untuk mengklasifikasikan jenis ikan lebih efisien sehingga memudahkan penelitian ke depannya. Selanjutnya, dalam penelitiannya perihal pengenalan aksara Bali, Kepala Laboratorium Komputasi Cerdas dan Visi ini menilai prosesnya cukup menantang karena aksara berada di naskah lontar kuno.
Naskah lontar merupakan dokumen warisan sejarah Bali yang ditulis menggunakan pisau khusus (pengrupak) pada daun lontar kering. Nanik menilai pengaplikasian AI akan memudahkan pelestarian budaya kuno ke depannya.
Nanik menyebut penelitiannya yang berfokus pada bahasa isyarat menjadi paling menantang. Hal tersebut dikarenakan dataset yang digunakan untuk AI berbentuk video, sehingga AI bekerja lebih banyak.
Dia menggunakan teknik normalisasi Coordinate Recalculation guna menstabilkan kinerja AI untuk mengurangi variasi koordinat keypoints terhadap frame video. Sehingga, pengenalan AI lebih stabil terhadap gambar dan lebih akurat.
Nanik mengatakan di samping banyaknya peran dan manfaat yang diberikan visi komputer dalam AI, tidak lepas juga tantangan di baliknya. Lulusan Magister dari Hiroshima University, Jepang ini menjelaskan masalah umumnya terdapat pada dataset yang masih kurang untuk melatih deep learning agar AI menyelesaikan tugasnya.
Namun, Nanik menilai penelitiannya dapat dikatakan sukses. “Pada uji coba pengenalan isyarat kata, AI menghasilkan kinerja akurasi tertinggi sebesar 99,90 persen,” beber Nanik.
Anggota Indonesia Artificial Intelligence Society ini melihat teknologi kecerdasan artifisial memberikan banyak hal positif. Selama menjadi dosen di ITS, Nanik bersyukur karena penelitian AI semakin diperdalam seiring waktu.
“Semoga melalui penelitian visi komputer saya ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan membantu menaikkan kualitas Tri Dharma perguruan tinggi,” harap dia.
Baca juga: Perguruan Tinggi Indonesia Disebut Sudah Turut Kembangkan AI |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News