RoboCup 2023. Foto: Polibatam
RoboCup 2023. Foto: Polibatam

Dari Tugas Kuliah hingga Menang Kontes Robot Tingkat Dunia

Citra Larasati • 26 Juli 2023 18:17
Jakarta:  Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning menjadi salah satu strategi Politeknik Negeri Batam (Polibatam) untuk menghasilkan lulusan vokasi yang siap memasuki dunia kerja.  Melalui PBL, mahasiswa dapat saling berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah secara nyata dengan mengaplikasikan teori-teori yang sudah diajarkan.
 
PBL sudah diterapkan di 18 program studi di Polibatam. Bahkan melalui PBL, mahasiswa Polibatam mampu berlaga pada kompetisi robotik tingkat internasional. 
 
Manfaat pembelajaran dengan pola PBL turut dirasakan manfaatnya oleh salah seorang mahasiswa Polibatam, Iman Rofiq. Menurutnya, PBL mampu meningkatkan skills pemecahan masalah dan mendorong agar mahasiswa berpikir kritis dalam menyelesaikan tugas yang nyata dan kompleks. Dengan PBL, Iman dan teman-temannya juga semakin kreatif dalam hal perancangan.

Praktik baik PBL di Polibatam, khususnya di prodi Teknik Robotika dan Prodi Teknik Mekatronika dibuktikan dari keberhasilan mahasiswa menjuarai berbagai kontes robot, baik di tingkat nasional maupun internasional. Rofiq mengatakan, pada awal Juli lalu, ia bersama Tim Barelang FC Polibatam berhasil menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia ajang RoboCup 2023 pada Divisi Humanoid League KidSize Soccer Competition di Bordeaux, Prancis.
 
Barelang FC pun berhasil menyabet juara ketiga usai mengalahkan TH-MOS asal Cina dengan skor 7-0.  “Kesempatan untuk mengikuti kontes robot di luar negeri berasal dari prestasi Tim Barelang FC yang berhasil meraih juara dalam beberapa kompetisi di tingkat nasional. Setelah itu kami mengajukan proposal kepada Politeknik Negeri Batam untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional di Prancis,” tutur Rofiq, Rabu, 26 Juli 2023.
 
Pada Divisi KidSize ini, robot humanoid dibuat menggunakan dua kaki dan bermain bola di lapangan layaknya manusia dengan tinggi robot antara 40-90 sentimeter. Robot yang dipakai dalam perlombaan berjumlah empat buah dengan satu robot bertindak sebagai kiper.
 
Robot tersebut harus memiliki kemampuan mengenai bola, menggiring, hingga menendang untuk mencetak gol ke gawang lawan.  Rofiq menceritakan, poses pengembangan robot dimulai dengan mencari tahu peraturan lomba yang akan diikuti sekaligus menjadi tujuan pengembangan.
 
Kemudian, tim merancang strategi dan konsep desain robot sesuai dengan tugas-tugas dalam kompetisi. Kendati demikian, Rofiq mengaku mengalami beberapa tantangan selama menyiapkan robot tersebut.
 
“Tantangannya adalah peraturan lomba yang sangat kompleks dan detil. Kami harus mengatasi masalah teknis, seperti kesalahan mekanik, sensor yang tidak responsif, atau masalah dalam pemrograman,” imbuhnya.
 
Pengalaman berlaga di luar negeri telah memberikan kesan tersendiri bagi Rofiq dan teman-temannya. Selain berkesempatan untuk berkompetisi dengan tim-tim hebat dari berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda, Rofiq juga dapat langsung mengaplikasikan teori-teori yang dipelajari di kelas. Sementara itu, dosen pembimbing dari Polibatam, Eko Rudiawan mengungkapkan, mahasiswa perlu diberi motivasi untuk berani menghadapi tantangan baru.
 
“Saya selalu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi dirinya masing-masing di bidang yang mereka sukai. Selain itu, saya selalu menekankan ke mahasiswa untuk tidak minder terhadap kemampuan diri sendiri serta tidak cepat puas dengan perolehan hasil saat ini,” terangnya.
 
Eko pun mengakui, PBL telah memberikan pengaruh cukup signifikan pada kemampuan mahasiswa, baik di bidang akademik dan non akademik. Dengan adanya PBL, mahasiswa juga lebih memiliki keleluasaan dalam mengeksplorasi bidang khusus yang mereka minati.
 
Selain itu, proyek PBL dapat menjadi media hand-on terhadap apa yang mereka pelajari di kelas ataupun di luar kelas.  Sebelum meraih gelar juara tiga, perjuangan Barelang FC dimulai pada Round Robin 1 yang bertarung dengan tim asal Jerman, Cina, dan Brazil dengan mengumpulkan total 13 gol tanpa kebobolan.
 
Kemudian pada Round 2, Barelang FC kembali membuktikan kelasnya dengan mengalahkan tim asal Korea Selatan dan tim Jerman lainnya. Lalu setelah lolos di babak 8 besar mengandaskan tim Brazil, perjuangan berlanjut ke babak semifinal melawan CIT Brains asal Jepang.
 
Namun, tim asal Negeri Sakura ini berhasil menghentikan laju Barelang FC ke babak final, hingga akhirnya berhasil memperebutkan juara tiga melawan tim asal Cina kembali.
 
“Target ke depan tim robot Polibatam adalah meningkatkan capaian prestasi yang telah diperoleh baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu tim robot Polibatam memiliki target lain di bidang penelitian dan pengembangan produk, yaitu meningkatkan jumlah dan kualitas luaran penelitian serta menghasilkan produk yang bermanfaat untuk masyarakat,” pungkas Eko.
 
Baca juga: Mantan Dirjen Vokasi Luncurkan Kampus Baru 'Politeknik Gistrav'


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan