Candi Teluk di Muaro Jambi dikunkung perusahaan batu bara. Medcom.id/Renatha Swasty
Candi Teluk di Muaro Jambi dikunkung perusahaan batu bara. Medcom.id/Renatha Swasty

Sisa Sejarah yang Terkungkung Batu Bara

Renatha Swasty • 21 Maret 2023 08:03
Jambi: Muara Jambi menyimpan sejarah kejayaan masa lalu. Peneliti meyakini Muara Jambi merupakan pusat pendidikan agama Buddha tak cuma untuk masyarakat dalam tapi juga luar negeri.
 
Sisa-sisa sejarah itu bisa dilihat di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi. Saat ini, sisa-sisa peninggalan masa lalu itu ditemukan di sepanjang Sungai Batanghari yang membentang sejauh 7,5 km di luas tanah 130 hektare (HA).
 
Bahkan, beberapa sudah terkungkung batu bara. Salah satunya, Candi Teluk yang terletak di Desa Kimingking Dalam, Kecamatan Skernan, Muaro Jambi, Jambi. Candi Teluk pertama kali ditemukan oleh perusahaan batu bara yang tengah membuka lahan pada 70-an.

Saat itu, perusahaan menemukan ratusan batu bata. “Kemudian mereka melaporkan pada kami,” cerita pamong budaya, Tarida, saat berbincang di lokasi, Jumat, 17 Maret 2023.
 
Setelah penemuan itu, pihaknya lalu melakukan penelitian dan menemukan sisa-sisa artefak yang masuk kawasan Candi Muaro Jambi. Pihaknya lalu menutup wilayah yang ditemukan sisa-sisa candi seluas kurang lebih 3.600 meter persegi.
 
Sayang, waktu itu pemugaran dilakukan seadanya. Selain masalah uang, tenaga pemugar juga tak banyak.
 
Sisa Sejarah yang Terkungkung Batu Bara
Kondisi di depan kawasan Candi Teluk. Medcom/Renatha Swasty
 
Tarida mengungkapkan ada satu masa kompleks candi tergenang banjir. Makin miris lantaran banjir selain air juga membawa material batu bara. Sebab, sekeliling candi merupakan perusahaan batu bara.
 
Akhirnya, pada 2021 dilakukan revitalisasi KCBN Candi Muaro Jambi. Candi Teluk merupakan salah satu yang direvitalisasi. Namun, hanya Candi Teluk 1 yang direvitalisasi, sementara Candi Teluk 2 belum dapat direvitalisasi.
 
Pamong budaya lainnya, Prastowo, mengaku tak mudah merekonstruksi ulang Candi Teluk. Sebab, tanah sudah tidak dipakai ratusan tahun.
 
Tanah itu juga sudah dipakai untuk bercocok tanam dan industri. Sehingga terjadi kerusakan pada bagian-bagian candi yang ditemukan.
 
“Selama pemugaran kesulitan rekonstruksi karena harus berdasarkan data. Di sini ketika ditemukan sudah runtuh kesulitan merekonstruksi bentuk. Data yg ditemukan minim, lain dengan (Candi) Kedaton,” beber dia.
 
Sisa Sejarah yang Terkungkung Batu Bara
Candi Teluk yang sudah dipugar. Medcom.id/Renatha Swasty
 
Arkeolog akhirnya menyelesaikan rekonstruksi Candi Teluk, meski beberapa bagian dianggap belum selesai karena tidak diketahui datanya. Ada sejumlah temuan di Candi Teluk, seperti mandapa (pendopo), setyagara (candi induk), pecahan arca dari batu, fragmen, hingga genting keramik dari Dinasti Tang.
 
“Di sini juga unik berbeda dari yang lain (dari candi di kawasan Muaro Jambi) karena ditemukan lantai dari batu bata, kalau candi lain tidak ada,” beber Prastowo.
 
Arkeolog menduga Candi Teluk dulu dipakai sebagai tempat pemujaan. Namun, belum ada bukti lain yang meyakinkan hal itu.
 
Kini, sisa sejarah dari kejayaan masa lalu Candi Muaro Jambi pada abad ke-7 sampai ke-12 khususnya di Candi Teluk sudah terlihat manusiawi. Sekeliling candi dipagar dan diberikan tanaman.
 
Sisa Sejarah yang Terkungkung Batu Bara
Pintu masuk utama Candi Teluk di masa lalu. Medcom.id/Renatha Swasty
 
Pengunjung dapat melihat gambaran besar candi. Terdapat pintu masuk utama, pintu masuk samping, mandapa, setyagara, bahkan diduga saluran air untuk mencegah banjir.
 
Meski begitu, Candi Teluk tetap dibayangi kerusakan. Sebab, terkungkung di antara perusahaan batu bara.
 
"Polusinya itu, debu-debu batu bara nempel di batu bata (candi) yang bisa bikin hitam," beber Tarida.
 
Tarida menyebut pihaknya terus mengupayakan agar batu bata yang sudah dipugar dan tersusun menjadi candi tetap dalam kondisi bagus. Salah satunya menggunakan sereh wangi.
 
Saat ini, Candi Teluk belum dibuka untuk umum, sebab sulit akses masuk. Bagian depan ditutup perusahaan batu bara. Satu-satunya cara menggunakan kapal kecil melalui Sungai Batanghari. Itu pun tak semudah yang dibayangkan.
 
Upaya mengenalkan Candi Teluk kepada masyarakat terbilang tak mudah. Namun, perlu upaya semua pihak agar tak cuma masyarakat sekitar tapi juga masyarakat Indonesia mengetahui sejarah besar masa lalu dan merawatnya.
 
Baca juga: Candi Muaro Jambi: Yang Termashyur, Hilang, dan Kembali

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan