"Agar kita memperoleh sebuah ukuran daya saing daerah yang komprehensif yang merefleksikan tingkat produktivitas daerah," ujar Boediastoteti dalam keterangan tertulis, Rabu, 8 Februari 2023.
Dia menjelaskan IDSD 2022 mengadopsi kerangka pengukuran Global Competitiveness Index (GCI) 2019 dari World Economic Forum (WEF). Namun, IDSD telah disesuaikan dengan konteks daerah di Indonesia.
“Pertama, kami menyusun kerangka konseptual di mana yang kami gunakan sebagai rujukan adalah GCI yang terdiri dari empat komponen dan 12 pilar,” jelas Boediastoeti.
Boediastoeti menyebut dengan kerangka ini IDSD 2022 di level provinsi dan kabupaten/kota selaras dengan GCI nasional. Sehingga, bisa digunakan stakeholders global untuk mengukur GCI bagi Indonesia.
“Setiap tahun, IDSD akan terus kami sempurnakan di level nasional pun akan kami terbitkan. Dengan demikian, akan ada tiga level nantinya, yaitu level nasional, provinsi, dan kabupaten/kota,” tutur dia.
Dia mengungkapkan skor nasional IDSD 2022 sebesar 3,36. Skor nasional adalah rata-rata skor IDSD seluruh provinsi.
“Kami tegaskan di sini, ya, ini adalah data, bukan pemeringkatan,” tegas dia.
Skor IDSD di atas 3,51 masih terpusat di Pulau Jawa. Sedangkan beberapa provinsi dengan skor 3,00 hingga 3,51 tersebar di berbagai provinsi.
“Ini memang selaras dengan mengapa pertumbuhan ekonomi saat ini masih ditopang oleh Jawa dan Sumatra. Tapi kami harapkan nantinya semua bisa berkembang secara merata,” tutur dia.
Baca juga: BRIDA Diharapkan Jadi Motor Penggerak Pembangunan Daerah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News