Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono didaulat untuk mengisi sesi Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Kesatria Universitas Gadjah Mada (UGM). Di hadapan 1.617 mahasiswa baru Fakultas Teknik UGM, menteri yang akrab disapa Pak Bas ini memberikan sejumlah wejangan.
Basuki mengatakan, para mahasiswa baru teknik UGM merupakan calon insinyur masa depan Indonesia. Meski jumlah peminat jurusan teknik menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun ia senang sekarang ini jumlah peminat calon mahasiswa teknik semakin meningkat.
“Saya melihat beberapa tahun belakangan menurun, namun sekarang antusias peminat untuk menjadi insinyur sudah naik lagi. Peminatnya sudah hampir kembali,” kata alumnus Teknik Geologi angkatan 1973 FT UGM ini.
Basuki mengatakan, bangsa Indonesia harus meningkatkan jumlah lulusan insinyur, sebab rasio jumlah insinyur di Indonesia sekarang ini hanya 5.300 insinyur per satu juta penduduk. Jumlah ini sangat rendah dibandingkan oleh negara lain di kawasan ASEAN.
“Jika kita tidak fokus pada program pembangunan, jumlah ini akan disalip Vietnam apalagi banyak investor sudah balik ke Vietnam,” katanya.
Menjadi insinyur itu menurut Basuki tidak hanya cukup dengan pintar secara akademik, namun memiliki integritas dalam kehidupan sehari-hari.
“Orang sekolah itu tujuannya supaya jadi pintar tapi juga juga benar. Orang pintar, ilmunya bermanfaat atau ilmunya mubazir seperti dia pintar tapi dia ngapusi orang, bodohi orang lain. Jangan menjadi alumni yang ilmunya mencelakakan. Kita menjadi orang pintar, supaya sukses dan orang pintar yang memiliki akhlakul karimah,” katanya.
Dalam diskusi dengan mahasiswa, mahasiswa baru dari Teknik Sipil, Jonathon Hartono, sempat bertanya soal perbedaan kompetensi dan daya juang lintas generasi dalam pandangan Menteri Basuki dalam kementerian PUPR. Menurut Menteri, secara umum lulusan generasi Z dan generasi milenial sekarang ini memiliki kemampuan teknis dan IQ yang cukup baik, namun dari sisi militansi masih perlu ditingkatkan.
“Karenanya di PUPR saya gembleng mereka di Kopassus selama dua minggu agar punya militansi. Beda dengan kami dulu dibentuk oleh alam,” katanya.
Baca juga: Kisah Manis Yubita, Gadis Difabel Lolos Kuliah di UGM Usai Cobaan Bertubi-Tubi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News