Aldila mengambil mata kuliah Discovering Ireland Landscape, Discovering Ireland Geology, Introduction to Film and Media, Dublin: It’s Museum and Collections, dan Gamelan Ensemble. Dia mengaku mendapat berbagai pengalaman menarik selama IISMA.
Dia mulai menjalankan challenge program IISMA hingga merasakan perbedaan dari sistem akademik. Challenge IISMA pertama, membuat acara bertema Heroes Challenge. Kedua, membuat acara yang bekerja sama dengan komunitas lokal di Dublin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pada Heroes Challenge, Aldila dengan awardees University College Dublin membuat acara besar dengan judul “Malam Nusantara” pada Jumat, 21 Oktober 2022. Acara bertujuan memperkenalkan wajah Indonesia.
Sejumlah hal terkait Indonesia ditampilkan. Mulai dari makanan tradisional, permainan tradisional, booth tebak-tebak nama pahlawan Indonesia beserta kontribusinya, hingga pameran booth barang-barang endemik dari Indonesia. Contohnya wayang kulit, wayang golek, keris, dan buku–buku cerita lokal lainnya.
“Asli, waktu acara ini mulai yang datang bukan cuma dari mahasiswa Indonesia yang kuliah di UCD, tapi juga mahasiswa lokal. Seneng banget, padahal target aku dan teman-temanku cuma 80 peserta, tapi yang antusias untuk datang sampai 100 peserta,” cerita Aldila dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 24 Maret 2023.
Aldila dan tim juga sangat terbantu dengan teman-teman dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Irlandia. Mereka meminjamkan baju tari tradisional Indonesia sampai membantu saat acara mulai.
"Syukurnya acara berjalan dengan lancar dan melebihi ekspektasi,” ujar Aldila.
Sementara itu, untuk challenge kedua, Aldila dan awardees University College Dublin bekerja sama dengan Flossie and The Beach Cleaners Community. Mereka membersihkan Killiney Beach Dublin.
Acara bersih pantai itu memberikan pengetahuan terkait kondisi pantai di Dublin. Walaupun Dublin memiliki pantai yang bersih, masih banyak komunitas-komunitas yang terbentuk untuk peduli terhadap kebersihan pantai.
“Ketika aku dan teman-teman menjadi volunteer untuk bersih pantai, kami menggunakan baju batik sebagai identitas dan memperkenalkan ke mereka terkait batik Indonesia,” ujar dia.
Aldila juga bercerita soal perbedaan sistem akademik di University College Dublin dengan Indonesia. Hal ini terlihat dari penggunaan waktu di kelas.
“Biasanya kalo kita kan 3 sks atau 2 sks itu bisa 2 jam lebih kan ya. Nah, di sana per setiap kelas cuma 50 menit. Jadi, kelas kerasa cepet banget beda sama di sini yang biasanya ada pembukaan sedikit terus baru mulai kelas,” ucap dia.
“Ada kelas tutorial yang isinya cuma belasan orang aja. Kalo aku sendiri sekitar 16 orang di satu kelas. Kelas tutorialnya buat diskusi, menyampaikan pendapat, dan banyak lagi pokoknya,” beber dia.
Aldila berpesan bagi teman-teman yang akan mengikuti IISMA untuk tidak terlalu berpikir pada berat akademik. Dia menyebut belajar di negara orang pasti sulit karena perbedaan standar akademik maupun bahasa.
“Kita belajar, jika jatuh dan tidak sesuai harapan tidak apa-apa. Ingat kita masih di tahap belajar. Ambil positifnya dan siap-siap akan kebahagiaan yang akan datang,” pesan dia.
Baca juga: IISMA Antar Mahasiswa Unair Keiko Kuliah Prodi Incaran di Italia |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id