Ilustrasi. Foto: Branda Antaranews.
Ilustrasi. Foto: Branda Antaranews.

Temuan P2G Terkait PTM 100%, Kantin Buka Hingga Berkerumun

Arga sumantri • 11 Januari 2022 21:52
Jakarta: Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) merilis beberapa temuan dari penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen. Salah satu masalah yang masih kerap ditemukan dalam pelaksanaan PTM 100 persen yaitu pelanggaran protokol kesehatan. (prokes).
 
Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri mengungkapkan, berdasarkan laporan P2G Daerah, pelanggaran protokol kesehatan masih kerap terjadi. P2G masih menemukan banyak siswa berkerumun saat pengecekan suhu setiba di sekolah. 
 
Ia menyebut, hal ini terjadi karena sekolah tidak memiliki thermogun memadai. P2G juga berharap agar sekolah memperbanyak thermogun yang dipasang secara terpisah satu sama lain.

"Kami dapat laporan, dari Jakarta maupun luar daerah, ada sekolah diam-diam kantinnya buka, padahal dilarang, jarak siswa tak 1 meter, dan ventilasi udara di kelas tidak ada," tutur Iman dalam keterangan tertulis, Selasa, 11 Januari 2022.
 
Baca: Sekolah di Sikka Terapkan PTM 100%
 
Ia membeberkan, salah satu SMP di Kepulauan Riau juga mengalami kesulitan dalam melakukan scan barcode PeduliLindungi saat masuk sekolah. Akhirnya, karena menghindari kerumunan, beberapa anak masuk sekolah tanpa melakukan scan. 
 
"Selain itu, untuk kebutuhan scan barcode anak-anak membawa HP. Ternyata mereka main TikTok di dalam kelas tanpa menggunakan masker. Nah, hal-hal semacam ini perlu dievaluasi. Itulah di antara alasan P2G meminta PTM 100 persen dilakukan secara bertahap," cetus Iman.  
 
Temuan sekolah yang melakukan pelanggaran prokes antara lain berada di Jakarta, Pandeglang, Cilegon, Kabupaten Bogor, Bengkulu, Kabupaten Agam, Solok Selatan, Situbondo, Bima. "Intinya terjadi di semua daerah yang sudah PTM 100 persen," ujarnya.
 
Ia menambahkan, ada juga SD di Banyuwangi mengadakan upacara bendera, dan beberapa anak pingsan. Kebanyakan yang pingsan karena sudah lama tidak upacara dan tidak sempat sarapan. "Upacara Bendera memang tidak dilarang, tapi potensi kerumunannya tinggi," tambah Iman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan