Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN, Ratno Nuryadi. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN, Ratno Nuryadi. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

BRIN Kembangkan Riset Baterai Pendukung Mobil Listrik

Ilham Pratama Putra • 21 Juni 2022 18:57
Jakarta: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memulai riset terkait baterai yang diperuntukkan kendaraan listrik. Riset ini guna mendukung upaya pemerintah mewujudkan Net Zero Emmision (NZT) pada 2060.
 
"BRIN juga melakukan riset dan pengembangan soal baterai. Ada riset grup, ada nanoteknologi, dan material. Saat ini setidaknya ada 50 SDM peneliti yang mengeksplorasi soal baterai ini," kata Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN, Ratno Nuryadi, secara daring, Selasa, 21 Juni 2022.
 
Ratno menyebut pihaknya juga berkolaborasi terkait pengembangan baterai tersebut. Salah satunya dengan National Battrey Research Institute.

"Model baterai yang dipilih ialah lhitium ion baterai karena sangat bagus diaplikasikan. Memiliki performa bagus, ukuran kecil, biaya rendah," papar dia.
 
Pendiri National Battrey Research Institute, Evvy Kartini, menyebut keberadaan baterai ini sangat penting dalam mendukung NZT. Sebab, dapat mendukung keberadaan mobil listrik yang kini terus berkembang.
 
"Misi kami menjadikan Indonesia mandiri energi. Kolaborasi dengan industri dan lembaga riset akan digencarkan. Kami juga akan ke kampus-kampus melakukan pendidikan dan latihan tentang baterai," tutur Evvy.
 
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mengingatkan baterai lithium ion memiliki aplikasi yang sangat luas. Terutama, untuk kendaraan listrik dan penyimpanan energi.
 
Aplikasi ini menuntut berbagai kinerja baterai, seperti ringan, ukuran kecil, biaya rendah, aman, andal, dan sebagainya. Teknologi utama dari tuntutan ini termasuk material, manufaktur, dan sistem manajemen baterai. Namun, teknologi material memiliki peran paling penting.
 
“Oleh karena itu, BRIN, khususnya Lembaga Riset Nanoteknologi dan Material, kami memperhatikan riset material dari hulu hingga hilir. Dari teknologi penambangan, sintesis prekursor, dan bahan aktif hingga proses daur ulang. Kami akan fokus pada penelitian untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal seperti nikel sebagai bahan baterai melalui proses yang ramah lingkungan dan hemat biaya,” tutur Handoko.
 
Baca: UNS Kembangkan Baterai Low Cost untuk Kendaraan Listrik
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan