Nah, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Lilik Herawati membagikan tips nih memilih jenis dan waktu olahraga yang cocok saat puasa. Lilik mengatakan manusia wajib menyeimbangakan kebutuhan jasmani dan rohani.
“Misalnya, kita rajin olahraga tapi konflik keseharian juga banyak, yang ada stres. Begitu pula ketika seseorang hanya fokus ke rohaninya saja, tanpa ada upaya meningkatkan jasmani. Bahkan ada hadits bahwa Allah itu menyayangi orang-orang kuat. Oleh sebab itu, supaya kuat perlunya menyeimbangkan kebutuhan jasmani dan rohani,” kata Lilik dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 27 Maret 2023.
Lilik mengatakan ada sejumlah hal yang mesti diperhatikan saat berolahraga selama puasa, yaitu frekuensi, seperti banyaknya olahraga per minggu; intensitas, misalnya ringan, sedang, dan berat; serta durasi, dan jenis olahraga.
Dia menganjurkan saat berpuasa olahraga intensitas ringan sampai sedang. Sementara itu, jenisnya disesuaikan dengan kondisi masing-masing, seperti jogging, berjalan, bersepeda, maupun senam.
Lilik menyarankan remaja atau dewasa yang tidak memiliki gangguan dalam persendian, tidak ada penyakit tertentu, dan berat badan normal untuk jogging. Namun, bagi lansia maupun seseorang yang overweight atau obesitas sebaiknya cukup berjalan dan bersepeda.
Dia menyebut berlari dapat membahayakan sendi-sendi lutut. Lilik mengatakan berenang sebenarnya juga boleh tetapi saat puasa mungkin khawatir ada air yang tertelan.
Lilik juga menjelaskan terdapat beberapa cara membedakan intensitas olahraga. Cara paling mudah yakni dengan tes bicara.
Apabila seseorang yang sedang olahraga sembari bernyanyi dan berkomunikasi dengan lawan bicara, itu termasuk kategori olahraga intensitas ringan. Sedangkan, bila bicara masih bisa namun sulit bernyanyi, itu termasuk olahraga kategori intensitas sedang.
Sementara itu, bila telah kesusahan bicara, apalagi menyanyi saat olahraga, itu termasuk intensitas berat. Lilik mengatakan menyiasati olahraga juga perlu terlebih intensitas dan waktu.
Dia menyebut waktu ideal berolahraga yakni saat menjelang berbuka puasa. Sebab, ketika olahraga relatif terjadi kehilangan cairan tubuh dan merasa haus sehingga dapat segera kembali pulih saat berbuka.
Lilik mengatakan olahraga di pagi hari setelah sahur juga diperbolehkan asalkan tidak terlalu berat. Dia menuturkan apabila memang hanya sempat olahraga di pagi hari, sebaiknya cukup peregangan saja sekitar 30-60 menit atau kurang dari waktu tersebut terpenting menyesuaikan dengan kondisi tubuh dan kebiasaan.
Begitu pula, apabila malam hari kondisi pulang kerja dan sedang capek sekali sebaiknya tidak perlu dipaksakan olahraga. Hal ini dapat memicu efek tidak diinginkan dan meningkatkan risiko cedera.
“Kalaupun bisanya selepas tarawih ya gunakan jenis olahraga ringan sampai sedang. Sementara olahraga berat tidak perlu dulu karena irama hormonal kortisol yang lebih rendah saat malam,” ujar dosen fisiologi dan ilmu kesehatan olahraga FK Unair itu.
Lilik juga membagikan tips berolahraga aman selama berpuasa untuk orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu. Pertama, konsultasi ke dokter dulu.
Kedua, apabila diizinkan berolahraga, ikuti saran dokter tersebut. Namun, kata Lilik, pada prinsipnya tubuh jangan dibiarkan lama tidak bergerak kecuali memang ada indikasi tidak boleh bergerak.
Selain itu, upayakan aktivitas fisik sehari-hari di-setting menjadi olahraga. Misalnya ketika berjalan, jalannya dibuat jalan ala olahraga, ataupun ketika naik ke lantai dua, lebih baik menggunakan tangga ketimbang eskalator atau lift.
“Jadi, dengan aktivitas olahraga yang tepat dapat memberikan manfaat. Layaknya obat, jika dosisnya pas akan memberikan manfaat, tetapi jika kurang ya tidak bermanfaat, apalagi jika berlebihan ya bisa membahayakan,” kata dia.
Baca juga: 5 Kiat Anti Lemas Berkendara Saat Puasa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News