Sapardi Djoko Damono. Foto: MI/Tosian
Sapardi Djoko Damono. Foto: MI/Tosian

UI Kehilangan Sapardi, Guru Besar yang Sangat Bersahaja

Citra Larasati • 19 Juli 2020 16:21
Jakarta:  Kepergian Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono turut meninggalkan duka bagi keluarga besar Universitas Indonesia (UI), khususnya keluarga besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI. Semasa aktif sebagai dosen, melalui bimbingan Sapardi telah lahir para sarjana, magister dan doktor dari FIB UI.
 
Dekan FIB UI, Adrianus Laurens Gerung Waworuntu dalam keterangannya menyampaikan ucapan duka yang sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum. “Prof. Sapardi merupakan seorang guru, sahabat dan kolega. Kami semua di kampus sangat kehilangan dengan kepergian almarhum yang kita semua kenal dengan dekat dan akrab," kata Adrianus, Minggu, 19 Juli 2020.
 
Menurut Adrianus, Sapardi merupakan sosok yang sangat bersahaja. Hari ini, kata Adrianus, bukan hanya FIB UI saja yang kehilangan guru besarnya, tetapi Indonesia juga harus melepas salah satu anak bangsa yang turut berperan mengangkat harkat bangsanya melalui karya dan pengabdiannya pada seni budaya Indonesia.

”Selain menyandang gelar guru besar FIB UI, almarhum dikenal luas sebagai sastrawan dan penulis yang syair-syairnya telah dikenal sepanjang zaman di berbagai kalangan usia, juga diterjemahkan di berbagai Bahasa asing," terang Adrianus.
 
Kiprah Sapardi juga telah mengantarkan almarhum meraih berbagai penghargaan nasional maupun mancanegara, termasuk di bidang sastra. Penghargaan yang diraih Sapardi di antaranya: 1978 Cultural Award dari pemerintah Australia, 1980 Anugerah Puisi-Puisi Putera II dari Malysia, 1990 Anugerah Seni dari Depdikbud,1996 Kalyana Kretya dari Menristek, 2003 The Achmad Bakrie Award for Literature, 2004 Khatulistiwa Award, dan 2012 Penghargaan dari Akademi Jakarta.
 
"Selamat jalan untuk guru, sahabat, dan kolega, Prof. Sapardi Djoko Damono. Semoga Tuhan berkenan memberi tempat terbaik di sisi-Nya," imbuh Adrianus.
 
Baca juga:  Kisah Puisi Hujan Bulan Juni, Ditulis Sapardi dalam Waktu Singkat
 
Sapardi lahir di Solo 20 Maret 1940,  melanjutkan Pendidikan tinggi Sarjana di Jurusan Sastra Barat Universitas Gadjah Mada (UGM). Almarhum pernah juga menempuh studi di Universitas Hawaii Honolulu, Amerika Serikat. 
 
Gelar Doktor Ilmu Susastra Sapardi diperoleh di Fakultas Sastra Universitas Indonesia di tahun 1989. Sebelum mengajar di FIB UI ia juga pernah mengajar di IKIP Malang Cabang Madiun 1964-1968. 
 
Sapardi pertama diangkat di FIB UI tahun 1974 dan kemudian dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Susastra pada 1995.  Sapardi menjabat sebagai Dekan FIB UI periode 1995-1999, kemudian purnabakti dari FIB UI tahun 2005. 
 
Semasa aktif sebagai dosen, melalui bimbingannya telah lahir sarjana, magister dan doktor FIB UI.  Selain menjadi pengajar di FIB UI, almarhum pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta ( 1973-1980), Sekretaris Yayasan HB Jassin, Anggota Dewan Kesenian, Anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka.
 
Sapardi juga mendirikan Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia (HISKI) pada 1988 dan menjadi ketua HOSKI selama tiga periode.  Selain menghasilkan karya sastra yang terkenal, ia juga menulis buku, antara lain Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas, Telaah Fungsi, Isi dan Struktur Karya terjemahan: Lelaki tua dan laut ( The old man and the sea, Hemingway) Duka cita bagi Elektra (Mourning becomes Electra oleh Eugene O’Neil).
 
Sapardi Djoko Damono telah berpulang pagi ini pukul 09.17 WIB di RS EKA BSD.  Sebelumnya, almarhum sudah menjalani pengobatan sejak 9 Juli 2020 di RS tersebut.  Pihak RS menerangkan, bahwa almarhum mengalami penurunan fungsi organ hingga akhirnya meninggal dunia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan