Sebagai anak semata wayang, Cinta mendapatkan dukungan penuh dari bundanya dalam hal pendidikan. Kedekatan dan kepedulian bundanya telah membentuk fondasi kuat dalam diri Cinta untuk terus belajar dengan disiplin untuk meraih mimpi.
"Mencari ilmu sehingga bisa berpikir untuk mencari ilmu lebih lanjut hingga kuliah, selain itu juga untuk membahagiakan orang tua agar bangga," kata gadis kelahiran Wonorejo Surabaya, 27 Maret 2008 itu dikutip dari laman unesa.ac.id, Rabu, 17 April 2024.
Selama duduk di bangku MAS Unggulan Amanatul Ummah Surabaya, dia konsisten mendengarkan materi dari guru dan belajar bersama teman-temannya saat waktu luang. Cinta tidak hanya fokus pada pelajaran formal dari pagi hingga sore hari, tetapi juga memperdalam ilmu agama hingga malam hari.
Kegiatan ekstrakurikuler, seperti angklung, paskibra, pramuka, banjari, dan tari menjadi wadah pengembangan diri dan bakatnya. Cinta juga menempuh kelas akselerasi sehingga bisa lulus cepat dan masuk universitas lebih dulu.
"Biasanya, kalau saya lagi sedih, itu teman-teman saya yang mengingatkan dan saling menguatkan. Karena ada bunda yang nunggu buat suksesnya aku," ungkap dia.
Perjuangannya berbuah manis hingga mengantarkannya masuk program studi S-1 Pendidikan Tata Rias Unesa. Cinta sengaja memilih prodi ini lantaran ingin melanjutkan perjuangan bundanya yang seorang penata rias dan menjadi tulang punggung keluarga sejak Cinta masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak.
Sebebarnya, ada cita-cita lain yang masih dia pendam, yaitu menjadi seorang dokter. Namun, realitas dan kesadaran diri membuatnya kembali kepada passion yang lebih realistis dan terjangkau, mengikuti jejak bundanya dalam dunia tata rias.
Baca juga: Ibu Terima Panggilan Video Call Paling Bahagia, Anak Diterima Jadi Camaba Termuda Unesa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News