Syafwan lahir di Pulau Lintang, Sarolangun, pada 7 Februari 1969 dari keluarga petani sederhana. Dia merupakan anak ke-7 dari 9 bersaudara.
Dia menempuh pendidikan S1 di Universitas Jambi pada 1986-1991. Lalu, melanjutkan S2 di Wageningen University The Netherlands Belanda pada 1998-2000 dan S3 di Wageningen University The Netherlands Belanda pada 2007-2012.
Syafwan pernah menjabat sebagai Ketua Prodi Teknologi Hasil Perikanan pada 2012-2013. Kemudian, Wakil Dekan Bidang Umum, Perencanaan dan Keuangan periode 2014-2016 dan kini sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik, Kerja Sama dan Sistem Informasi periode 2021-2024.
Semasa kuliah, Syafwan bekerja sebagai asisten dosen di laboratorium dan aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan. Pada 1988, dia mengikuti pendidikan resimen mahasiswa dua kali, yaitu pendidikan dasar di Pusdiklatbur, Batu Raja Sumatera Selatan dan Pendidikan Suskalak di Jambi.
Dia juga mendapat beberapa beasiswa untuk mengenyam pendidikan di luar negeri untuk jenjang S2 dan S3. Syafwan juga rajin belajar bahasa Inggris tanpa mengenal waktu siang dan malam.
Syafwan menghabiskan uang gajinya untuk membeli buku bahasa Inggris. Dia juga mendapatkan kursus intensif Bahasa Inggris dari Unja melalui Bridging Program, ADB (Asean Development Bank), dan mendapatkan nilai yang memungkinkan untuk mendapat beasiswa.
Karya-karya yang telah dibuat Syafwan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu 13 penelitian, penyampaian makalah pada pertemuan/seminar ilmiah 19 kali, menjadi reviewer Bulletin Peternakan Universitas Gajah Mada (UGM) pada 2016 sampai sekarang, reviewer Poultry Science Journal pada 2020 sampai sekarang, dan reviewer Plos One Jurnal pada 2020.
Syafwan berpesan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan belajar sebaik mungkin dengan keberadaan teknologi yang canggih.
“Manfaatkan kesempatan belajarmu sebaik mungkin untuk mencari kebutuhan belajar yang lebih luas, tidak hanya dari dosen saja untuk belajar, harus mampu menggali informasi dari berbagai tempat di penjuru dunia dan menguasai bahasa asing,” ujar Syafwan.
Dia mengatakan kebahagiaan guru pada umumnya adalah senang melihat muridnya bisa lebih bagus dari sang guru. Oleh karena itu, manfaatkan kesempatan belajar sebagus mungkin dan berbagai macam jenis beasiswa yang tersedia serta jadikan peluang ini menjadi tangga menyelesaikan studi dengan cepat dan bukan hanya cepat selesai tetapi mempunyai kualitas yang bagus.
“Pupuk potensi terbaik yang Anda memiliki sampai potensi tersebut berkembang, bukan dibiarkan begitu saja tetapi menjadikan potensi tersebut sebagai pintu menuju kesuksesan," pesan Syafwan.
Baca juga: Cerita Prof Afrizal, 'Si Paling Kompor' yang Akhirnya Jadi Guru Besar Unja |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News