"KPAI dan Dinas Pendidikan terkait untuk tidak membuka identitas anak pelaku. Anak bisa salah namun tetap bisa diberikan kesempatan," Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti dalam keterangan tertulis, Rabu, 3 April 2019.
Padahal, dengan sistem UN Berbasis Komputer (UNBK) peluang untuk terjadinya kecurangan dan kebocoran soal sangat minim. Sebab UNBK ini berbeda-beda tiap sesinya.
"Sepengetahuan KPAI, dalam sIstem ujian CBT (Computer Based Test) semacam UNBK ini, nyaris tidak ada kemungkinan kebocoran soal, kalaupun ada soal sejenis sebagaimana di foto oleh siswa tersebut, pastilah tidak persis sama dengan soal yang didapat peserta lain pada sesi yang berbeda atau sesi berikutnya," tutur dia.
Saat ini menurut dia yang terpenting yakni untuk memperketat pegawasan sebab UN sudah di depan mata. Ia mengingatkan kelalaian pengawas akan mendorong peserta ujian melakukan kecurangan
"Pengawasan ketat harus dimulai dari pintu masuk ruang ujian saat pemeriksaan bawaan peserta ujian," tutur Retno.
Sebelumnya, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menerima laporan dugaan kebocoran soal dan jawaban mata pelajaran Matematika di Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Soal tersebar melalui percakapan di grup jejaring media sosial Line.
"Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah berkoordinasi dengan Puspendik (Pusat Penilaian Pendidikan) dan Itjen (Inspektorat Jenderal) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk memeriksa dan menindaklanjuti kasus tersebut," kata Ketua BSNP, Bambang Suryadi.
Laporan dugaan kebocoran soal baru diterima BSNP Selasa, 2 April 2019. Kasus ini masih diselidiki terutama terkait dengan keaslian soal yang tersebar. Termasuk oknum penyebar soal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News