Peneliti senior LIPI Syamsuddin Haris menjelaskan, Peraturan Kepala LIPI nomor 1 tahun 2019 dilakukan sewenang-wenang oleh Kepala LIPI. Reorganisasi satuan kerja dan pemangkasan eselon III dan IV tidak berdasarkan kebutuhan satuan kerja dan tahapan yang jelas.
"Kita bukan menolak reorganisasi tapi mestinya dilakukan secara gradual, tidak sekaligus. Oleh sebab itu kami meminta pada pimpinan LIPI untuk menghentikan kebijakan reorganisasi ini," kata Syamsudin saat jumpa pers di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 30 Januari 2019.
Reorganisasi di antaranya, posisi jabatan-jabatan strategis eselon I, II dan III sebanyak 23 jabatan ditempati oleh pelaksana tugas. Dengan rincian dua jabatan pimpinan tinggi madya, 11 jabatan pimpinan tinggi pratama dan 10 jabatan eselon III.
"Mereka yang terkena dampak reorganisasi yang bersangkutan tidak dapat mengambil kebijakan dan keputusan strategis," jelas Syamsuddin.
Imbas kebijakan ini, menimbulkan kekhawatiran para peneliti LIPI yang sedang studi di luar negeri. Mereka tidak mendapat kepastian penempatan jabatan sekembalinya ke Indonesia.
Baca: LIPI: Indonesia Berada di Jalur Sesar Aktif
Kebijakan reorganisasi pun mengancam ratusan staf pendukung dan tenaga kerja honorer yang jumlahnya mencapai 1.500 orang. Dengan alasan efisiensi mereka terpaksa dirumahkan.
"Mestinya setiap kebijakan itu dibuat secara inklusif partisipatif dan juga sisi kemanusiaannya dihitung, tidak kemudian mentang-mentang orientasinya itu efisiensi," ujarnya.
Peneliti LIPI lainnya, Asvi Marwan Adam menambahkan kebijakan Kepala LIPI mengabaikan marwah LIPI sebagai lembaga ilmu pengetahuan. Kebijakan reorganisasi tidak inklusif dan transparan dan tidak akuntabel dan berkeadilan sosial.
"Saya namakan kena tsunami di LIPI bukan lagi bencana," ucapnya.
Mendapatkan laporan ini, anggota Komisi VII Bara Hasibuan akan menindaklanjuti laporan para peneliti LIPI. Tindakan Kepala LIPI Tri Handoko menimbulkan keresahan dan masalah di tubuh LIPI.
"Kami mendukung dan memberikan simpati dan kepedulian yang mendalam atas apa yang terjadi di LIPI. Kami ingin menyelamatkan LIPI sebagai pemegang otoritas utama dari sains dan knowledge ilmu pengetahuan di Indonesia," tegas Bara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id