Superintendent Sekolah Global Sevilla, Michael Thia mengatakan, seni teater atau drama musikal yang dimainkan para siswa merupakan salah satu metode pembelajaran menyenangkan. Menurutnya, selain dapat mengasah keterampilan dalam berbahasa, siswa juga dituntut percaya diri untuk tampil di depan penonton.
Pagelaran seni teater yang dimainkan oleh para siswa ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran di luar kelas. "Mereka dapat belajar berbicara bahasa Inggris dengan fasih , bernyanyi, dan gerak tari. Dan juga belajar pentingnya kerja sama dalam tim dengan cara yang ‘fun'," kata Michael, di Jakarta, Jumat, 10 Maret 2023.
Menurut Michael, proses pembelajaran saat ini tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas. Terutama dalam hal pengembangan bakat dan potensi siswa nonakademik.
"Pembelajaran bahasa Inggris bukan hanya dijelaskan di dalam kelas, tapi bagaimana mereka bisa belajar dengan bernyanyi misalnya. Maka pembelajarannya lebih menyenangkan," ujar Michael.
Sekitar 50 siswa Global Sevilla tampil dalam drama musikal “Timun Mas” yang dibawakan dengan bahasa Inggris. Pertunjukan itu menjadi sarana memperkuat kemampuan bahasa Inggris dan mengasah rasa percaya diri siswa.
"Ini sejalan juga dengan pendidikan karakter dan budi pekerti yang kita tekankan melalui Mindfulness dalam proses belajar mengajar. Mengajarkan agar anak-anak fokus pada apa yang dikerjakan," kata Kepala Sekolah Global Sevilla, Purborini Sulistiyo.

Konferensi pers pementasan drama musikal Timun Mas. Foto: Global Sevilla
Menurut Purborini, di balik cerita “Timun Mas” yang dipentaskan siswa, ada banyak nilai dan pesan yang dapat diambil dari cerita tersebut. Di mana kisah tersebut mengajarkan kepada anak-anak untuk supaya kita tidak boleh mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan di kehidupan ini.
"Jangan putus harapan, setiap masalah pasti akan memiliki jalan keluar. Dari cerita ini siswa juga dapat belajar tentang berbagai macam sifat dan karakter dari peran yang dimainkan," kata Rini.
Pentas drama musikal "Timun Mas" bukanlah pentas cerita rakyat pertama yang dibawakan siswa Sekolah Global Sevilla. Sebelumnya, siswa juga pernah mementaskan sejumlah drama musikal yang diangkat dari cerita rakyat, di antaranya Malin Kundang dan Si Pitung.
Mencegah Tindak Kekerasan
Rini mengatakan, pementasan drama musikal tidak hanya menjadi ajang mengasah bakat siswa di bidang seni drama, menari, dan menyanyi. Lebih dari itu, pementasan ini dengan segala rangkaian persiapannya juga menjadi bagian dari upaya pembangunan karakter di kalangan peserta didik.Terlebih lagi di tengah segala tantangan dunia pendidikan dalam menekan angka kekerasan yang belakangan marak diberitakan di media massa. Menurut Rini, melalui kegiatan drama musikal, juga kegiatan ekstrakurikuler sekolah lainnya mampu menekan potensi munculnya angka kekerasan.
"Siswa tidak hanya drama musikal kegiatannya, ada yang ikut sepak bola dan lainnya, jadi waktu mereka memang habis diisi dengan kegiatan positif. Mudah-mudahan dengan begitu tidak ada ruang dan waktu lagi untuk hal-hal negatif," ujar Rini.
Tidak hanya itu, menurut Rini dengan pentas drama yang melibatkan siswa lintaskelas dan jenjang ini dapat membuat antarsiswa pun saling mengenal dan akrab. Sehingga yang muncul bukanlah jarak, melainkan kolaborasi dan kerja sama.
Mohammed Hikmat Salih, salah satu siswa pemeran Sukar dalam drama mengatakan hal senada. "Betul sekali, awalnya malu, tapi lama-lama bisa kerja sama. Akhirnya semua bisa kerja sama dan komunikasi dengan gampang. Padahal saya anak SMP tapi bisa bekerja sama dengan kakak-kakak SMA," kata Hikmat.

Pementasan drama musikal 'Timun Mas'. Foto: Sekolah Global Sevilla
Adiba Karyanto, siswa pemeran Mbok Srini dalam drama Timun Mas menambahkan, keseluruhan penampilan di drama ini merupakan hasil kerja sama seluruh penampil yang berasal dari lintas kelas dan jenjang. "Ini hasil kerja keras, latihan, kami sangat sangat bersemangat. Ini juga sebagai wadah kreativitas dan pelestarian budaya," terang Adiba.
Pentas yang melibatkan sekitar 100 siswa, baik yang berada di atas panggung maupun di balik layar panggung ini juga digarap sendiri oleh para siswa. Salah satunya penyutradaraan dan juga penulisan naskah yang dikerjakan oleh siswa.
"Kalau saya ini sebenarnya alumnus, sekarang kuliah di Singapura. Namun diminta bantuan di pentas ini sebagai sutradara. Senang sekali rasanya bisa kembali lagi ke sekolah," kata Banyu, Sutradara sekaligus penulis naskah dan lagu di pentas tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Baca juga: SMA Labschool Jakarta Satu-satunya Delegasi Indonesia di HMUN di Amerika |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News