Tim GEM yang beranggotakan Feizya Hilyata Musaddiq, Inaya Chairani Mahdiya Putri, dan Raychan Zalza Ansharullah mengangkat inovasi tempe dengan substitusi kedelai menggunakan kacang koro dan ampas tahu yang dikemas menggunakan teknologi sterilisasi komersial, bernama Tempeh GemBoost. Berkat inovasi tersebut, tim GEM berhasil mengukir prestasi sebagai juara tiga DSDC 2024.
Sementara itu, tim SILAW berhasil menempati juara 2 yang beranggotakan Imroati Fatimatuzzahra, Lathifah Novianti Lyantin, dan Sarah Azzahra. Tim SILAW mengembangkan produk mi tanpa gandum yang disingkat Tandum, menggunakan bahan asal Indonesia, yakni tepung mocaf, pati sagu, dan tepung pisang.
“Mi ini berpotensi menurunkan impor gandum dengan menghidupkan kembali makanan pokok daerah," kata Imroati dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Selasa, 6 Agustus 2024.
Pemilihan produk mi menjadi solusi yang optimistis karena sesuai dengan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. Ini juga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan asupan serat pangan.
Imroati mengaku banyak sekali pengalaman yang didapat selama DSDC. Kompetisi itu membuka kesempatan untuk mengulik potensi lokal Indonesia dan mengimplementasikan ilmu yang didapat di kelas.
“Lebih dari itu, DSDC memungkinkan kami untuk bertemu dan bertukar pikiran dengan orang-orang hebat, senior-senior, serta rekan mahasiswa di bidang teknologi pangan,” tutur dia.
Kesuksesan kedua tim diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi mahasiswa IPB University untuk berprestasi di kancah internasional.
“Bertanding di kompetisi tingkat dunia dan bertemu dengan top food technologist memberikan kami pengalaman yang berharga. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen, sponsor, dan semua pihak yang telah mendukung perjalanan kami. Semoga kelak IPB University dapat terus mempertahankan prestasinya di DSDC dan perlombaan internasional lainnya,” ujar Feizya.
DSDC merupakan salah satu perlombaan di bidang inovasi pangan tingkat internasional yang diselenggarakan tiap tahunnya oleh Institute of Food Technologist (IFT). Tema tahun ini mengangkat kontribusi teknologi pangan dalam menurunkan biaya impor dan tingkat inflasi di negara berkembang.
Kompetisi ini melibatkan mahasiswa dari seluruh dunia untuk memecahkan masalah di negara berkembang dengan pendekatan ilmu teknologi pangan. Diikuti oleh 50 tim dari 11 negara berbeda, DSDC menjadi salah satu perlombaan paling bergengsi dalam bidang teknologi pangan.
Perlombaan terdiri dari dua tahap, yakni preliminary dan final. Babak preliminary dilaksanakan secara online oleh semua tim.
Kemudian dari proposal preliminary, panitia menyeleksi menjadi enam finalis yang maju ke babak final dan mempresentasikan solusi mereka di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Dari keenam finalis tersebut, dua tim berasal dari Indonesia, dua tim Kosta Rica, satu Tim dari Kanada dan 1 Tim dari Malaysia.
Baca juga: Mahasiswa IPB Ajarkan Warga Desa Purwasari Bikin Pupur Organik dari Kotoran Domba |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id