Ilustrasi. DOK Medcom
Ilustrasi. DOK Medcom

Kemenag Buka Kesempatan Santri Dapat Beasiswa Non-degree di Maroko hingga Inggris

Renatha Swasty • 05 September 2024 13:50
Jakarta: Kementerian Agama (Kemenag) membuka kesempatan kepada para santri menerima beasiswa nondegree untuk kuliah pada perguruan tinggi di berbagai benua. Program ini untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) di lingkungan pesantren, membuka peluang bagi santri, mahasantri, ustaz/ustazah, mudir, dan pengasuh pondok pesantren untuk memperluas wawasan, meningkatkan keilmuan, serta menjalin jaringan internasional.
 
Program hasil kerja sama Kementerian Agama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan melalui alokasi Dana Abadi Pesantren 2024 ini menawarkan empat beasiswa non-degree. Keempat program itu, yaitu Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko (Benua Afrika), Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma'had Aly di Maroko, Micro Credential di Benua Amerika, dan Santri International Fellowship di Inggris (Benua Eropa).
 
“Setiap program memiliki tujuan spesifik yang selaras dengan kebutuhan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh dunia pesantren,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dikutip dari laman kemenag.go.id, Kamis, 5 September 2024.

Yaqut mengatakan Kemenag terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan Dana Abadi Pesantren untuk akselerasi dalam meningkatkan kualitas SDM di lingkungan pesantren. Dana Abadi Pesantren adalah investasi dan akselerasi peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan melalui skema beasiswa degree dan non-degree kepada para santri dan pendidik di pesantren.
 
"Kami ingin memastikan bahwa santri kita mendapat pendidikan berkualitas di dalam dan luar negeri," uajr dia.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rakhmad, menyampaikan pentingnya akselerasi kualitas santri dan pendidik di pesantren melalui keterlibatan dalam program internasional. Ini adalah kesempatan emas bagi para santri untuk belajar langsung dari cendekiawan dunia dan menunjukkan Islam di Indonesia adalah Islam yang moderat, inklusif, dan berkontribusi dalam membangun peradaban dunia.
 
“Kita semakin dapat melakukan akselerasi di bidang pendidikan dengan skema pembiayaan melalui Dana Abadi Pesantren. Ini dibuktikan pada 2023 hingga 2024, kita sudah merekrut kurang lebih 2.000 santri di program beasiswa santri berprestasi. Sekarang kita membuka peluang lagi bagi para santri dan pendidik di pesantren melalui program non-degree,” ujar Guru Besar UIN Walisongo ini.
 
Abu Rokhmad menuturkan program beasiswa non-degree ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk mencetak generasi santri yang unggul secara intelektual dan memiliki integritas tinggi. "Kami ingin memastikan bahwa para santri ini tidak hanya belajar di dalam negeri, tetapi juga perlu ke luar benua agar memiliki wawasan dan komitmen kuat untuk pengembangan keilmuan di pesantren," ujar dia.
 
Dia juga menekankan pentingnya program Micro Credential di Amerika Serikat dan Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko dalam peningkatan kapasitas akademik santri dan pendidik pesantren. Program Micro Credential memberikan kesempatan bagi para santri dan pendidik untuk memahami moderasi beragama secara lebih mendalam melalui pertukaran gagasan di tingkat internasional.
 
"Kita ingin santri kita belajar untuk meningkatkan pemahaman dan produktivitas dalam penulisan turots di Maroko," jelas dia.
 
Abu Rokhmad juga menekankan pentingnya program Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma'had Aly di Maroko dan Santri Internasional Fellowship ke Inggris. Menurutnya, manajemen pesantren harus terus diperkuat agar mampu menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional yang menjadi akar pendidikan pesantren.
 
“Sanad keilmuan adalah mata rantai yang menghubungkan kita dengan sumber asli keilmuan,” sebut dia.
 
Program Fellowship ke Inggris dirancang untuk memberikan pengalaman langsung bagi para santri dalam lingkungan internasional. Sekaligus memperkuat kapasitas mereka dalam berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik.
 
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, berharap program ini menjadi model pengembangan pendidikan pesantren di masa depan dengan terus beradaptasi pada perubahan zaman tanpa meninggalkan akar tradisionalnya.
 
“Kemenag dan LPDP optimistis bahwa langkah ini akan menghasilkan SDM unggul dari kalangan pesantren yang tidak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional," ucap Basnang.
 
Basnang menjelaskan setiap program memiliki durasi pelaksanaanberbeda-beda. Penulisan Karya Ilmiah Turots di Maroko selama dua bulan, Penguatan Kapasitas Manajemen Sanad Keilmuan Ma'had Aly di Maroko selama satu bulan. Lalu, Micro Credential di Amerika Serikat selama dua bulan dan Santri International Fellowship di Inggris berlangsung salama satu bulan.
 
Basnang berharap program ini akan semakin banyak melahirkan santri-santri berprestasi yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga memiliki wawasan global dan kemampuan manajerial yang kuat. Hal ini menjadi langkah nyata dalam membangun generasi santri dan pendidik di pesantren yang siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan peradaban dunia, sembari tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kepesantrenan yang telah menjadi identitas mereka sejak dahulu kala.
 
Pendaftaran Beasiswa Nondegree dibuka pada 3-7 September 2024 melalui aplikasi PUSAKA Superapps Kementerian Agama yang bisa diunduh di Play Store atau App store. Pendaftar juga dapat mengakses https://pendaftaran-beasiswa.kemenag.go.id.
 
Baca juga: Pertama Kali, MTQ Nasional Gelar Lomba Seni Kaligrafi Digital

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan